Jodoh…

Jodoh dan kematian adalah rahasia-Nya yang tersimpan dalam tabir dan keghaiban-Nya, dan tersimpan dengan indah dalam tiap lembar daun di Lauhul Mahfudz.

Jika…

Jika kamu tidak dapat memiliki apa yang kamu cintai saat ini, maka cintailah apa yang kamu miliki saat ini.

Ukhuwah…

Ukhuwah yang terbina biarlah seperti seutas tasbih. Ada awal, tapi tiada akhir. Dicipta untuk mengingat-Nya dan disusun untuk mengharap ridha-Nya.

Mungkin...

Mungkin, kegagalan, masalah, dan lingkungan yang tidak menyenangkan adalah sebagian dari skenario Allah SWT dalam membina diri kita.

Jangan...

Jangan bersedih, walau letih dan tertatih menahan perih bersandar dalam sabar dan berdiri tegar, hadapi semuanya tanpa gentar, Kita punya Allah Yang Maha besar, sandaran hati, sandaran jiwa tempat kita menemukan damai itu kembali dan menemukan kembali senyum kebahagiaaan

Jumat, 15 Juni 2012

-Puisi Malam-


Entah apa yang membuat hati mendadak nyeri tatkala terlintas peristiwa pada suatu masa yang hadir dalam renungan malam
<3 Indah dan Lembut
Ketika mengingat bahwa dulu pernah ada hari yang begitu berat untuk dituntaskan, di mana tiap detik begitu berarti untuk di lewati.  Dan berharap esok kan kembali mengulang senyum seperti hari ini.
Adakalanya merasa diri begitu dicintai oleh seseoang yang mungkin saat ini tidak berminat lagi memandang walau sesaat.
Tak ada yang perlu di tangisi ketika malam telah berganti pagi, karena menangisi masa yang telah lalu hanya akan membawa jiwa dalam keterpurukan yang menyesatkan.
Simpanlah masa dimana kita duduk berdua saling menatap kagum dan berkata “ Alangkah beruntungnya diriku memiliki kekasih sepertimu…”
Simpan itu dalam relung hati yang paling dalam,,,
Ketika hari beranjak siang, tersadarlah bahwa sosok yang dulu hidup dalam kenyataan tidak akan lagi kembali untuk mengulanginya.

Banjarnegara 15/06/2012 21:33

Kamis, 07 Juni 2012

PERAN POLA ASUH DALAM UPAYA PEMBENTUKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI

PERAN POLA ASUH DALAM UPAYA PEMBENTUKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI
Tugas ini disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata kuliah
Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Sudjarwo M.Pd











Oleh :
Hikmah Nurbaeti        10102241015



JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
                  Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke empat  di dunia. Dengan aset jumlah penduduk yang begitu banyak akan mempermudah mewujudkan negara yang maju. Salah satu cara bagaimana mewujudkan negara maju adalah dengan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Dimana sumber daya manusia tersebut harus memiliki sikap dan kemampuan yang baik. Ketepatan, kecepatan, dan kedisiplinan merupakan hal pokok yang harus dimiliki oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Kedisiplinan dalam segala hal menjadi salah satu penentu keberhasilan pembangunan suatu negara. Untuk membentuk manusia yang disiplin membutuhkan waktu dan proses. Harus ada penerapan sejak dini agar seseorang terbiasa melakukan hal-hal secara teratur dan terjadwal. Oleh karena itu menerapkan kedisiplinan melalui pola asuh yang baik sejak dini pada anak sangat penting untuk dilakukan, karena pada masa anak-anak pembentukan kedisiplinan masih mudah untuk diterapkan.
                  Pola asuh merupakan suatu cara yang dilakukan dalam mendidik dan menjaga anak secara terus menerus dari waktu ke waktu sebagai perwujudan rasa tanggungjawab orang tua terhadap anak. Dalam mengasuh anak, orang tua harus memiliki pengetahuan agar mereka tidak salah asuh. Selain itu orang tua juga harus mengetahui seutuhnya karakteristik yang dimiliki oleh anak. Peranan orang tua begitu besar dalam membantu anak agar siap memasuki gerbang kehidupan mereka. Disinilah kepedulian orang tua sebagai guru yang pertama dan utama bagi anak-anak. Sebagai orang tua harus betul-betul melakukan sesuatu untuk anak tercinta. Bagaimana seorang anak dapat tetap memandang masa depan mereka dalam angan seorang anak, bagaimana mereka dapat menjadi generasi penerus kita. Masa depan bangsa Indonesia kelak di tangan mereka dan masa depan mereka dipersiapkan oleh orang tua saat ini.
                  Anak usia dini merupakan tahapan usia yang paling menentukan bagaimana karakter, kepribadian, dan sikap anak di masa dewasa. Karena pada usia dini seorang anak memasuki masa golden age. Yaitu masa dimana perkembangan otak anak bekerja secara optimal dalam menerima segala informasi. Sehingga jika pada usia tersebut anak dididik dengan baik maka akan terbentuk kepribadian anak yang baik pula. Anak adalah perwujudan cinta kasih orang dewasa yang siap atau tidak untuk menjadi orang tua. Pada akhirnya mau atau tidak orang tua dituntut untuk siap menjadi orang tua yang harus dapat mempersiapkan anak-anak kita agar dapat menjalankan kehidupan masa depan mereka dengan baik.
                  Kedisiplinan merupakan hal yang penting yang harus ditanamkan pada anak. Disiplin merupakan suatu ketaatan dan kepatuhan terhadap sesuatu yang telah disepakati. Kedisiplinan dapat dilatih sejak dini melalui pola asuh yang dilakukan oleh keluarga yang dalam hal ini orang tua lebih berperan besar. Melalui pola asuh yang baik, anak akan diarahkan orang tua bagaimana membiasakan diri melakukan hal-hal secara teratur dan terjadwal. Dalam penerapan kedisiplinan tersebut, juga terkandung nilai tanggungjawab yang tumbuh pada diri anak.
      Kenyataan yang terjadi bahwa masih sering kita jumpai beberapa anak yang menunjukkan perilaku rendahnya disiplin diri, seperti kebiasaan anak yang masih bermain meskipun hari sudah sore sehingga seharusnya pada saat itu anak sudah mandi namun belum dilakukan, dan akhirnya anak mandi pada saat menjelang maghrib, kebiasaan anak yang tidur larut malam dan bangun terlalu siang, kebiasaan anak yang susah diatur karena kurangnya perhatian dan bimbingan dari orang tua, dan masih banyak lagi kasus anak yang menunjukkan kurang kedisiplinan.
                  Mengingat kedisiplinan merupakan hal yang sangat penting untuk diterapkan sejak anak menginjak usia dini melalui pola asuh yang baik dan benar, maka penelitian ini penting untuk dilakukan agar peneliti sehingga mengetahui sejauh mana penerapan pola asuh demokratis berpengaruh terhadap pembentukan kedisiplinan anak usia dini.

B.     Identifikasi Masalah
                  Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah, yaitu :
1.      Dalam mewujudkan negara yang maju diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas.
2.      Untuk membentuk manusia yang disiplin membutuhkan waktu dan proses.
3.      Kedisiplinan dapat terbentuk melalui penerapan pola asuh yang baik oleh orang tua.
4.      Masih banyak ditemukan anak yang masih menunjukkan perilaku kurang disiplin
5.      Anak susah diatur karena kurang perhatian dan bimbingan dari orang tua.

C.    Batasan Masalah
                  Berdasarkan identifikasi masalah di atas, terdapat banyak permasalahan yang ditemukan pada peran pola asuh dalam upaya pembentukan kedisiplinan anak usia dini yang tentunya tidak memungkinkan untuk diteliti semuanya. Peneliti membatasi masalah pada permasalahan yang terkait dengan upaya pembentukan kedisiplinan anak usia dini melalui pola asuh, karena kedisiplinan merupakan hal yang penting untuk diterapkan pada anak sejak dini.
D.    Rumusan Masalah
                  Berdasarkan batasan masalah tersebut, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana penerapan pola asuh pada anak usia dini ?
2.      Bagaimana upaya pembentukan kedisiplinan pada anak usia dini ?
3.      Bagaimana peran pola asuh dalam upaya pembentukan kedisiplinan pada anak usia dini ?

E.     Tujuan Penelitian
                  Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui bagaimana penerapan pola asuh pada anak usia dini.
2.      Mengetahui bagaimana upaya penerapan kedisiplinan anak usia dini.
3.      Mengetahui bagaimana peran pola asuh dalam upaya pembentukan kedisiplinan anak usia dini.

F.     Manfaat hasil Penelitian
                  Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini dapat ditinjau dari dua segi yaitu manfaat secara teori dan praktik.
1.      Dari segi teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
a.       Sebagai informasi bagi orang tua dan calon orang tua untuk mengetahui bagaimana peran pola asuh yang diterapkan dalam membentuk kedisiplinan anak usia dini.
b.      Sebagai pijakan dan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan peran pola asuh dalam upaya pembentukan kedisiplinan anak usia dini.
2.      Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
a.       Bagi Penulis, dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang upaya pembentukan kedisiplinan anak usia dini melalui pola asuh yang sesuai.
b.      Bagi orang tua, mampu mengupayakan penanaman hidup disiplin kepada anak-anaknya sedini mungkin sehingga hidup disiplin akan menjadi kebiasaan yang akan dibawa hingga usia anak dewasa.














                                                                                       
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Kajian Teori
1.      Hakekat Pola Asuh
            pola asuh merupakan suatu cara yang diterapkan dalam menjaga, merawat, dan mendidik seorang anak sebagai wujud pertanggungjawaban orang tua terhadap anaknya. Menurut Mansyur (2005) dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam membagi pola asuh menjadi tiga jenis yaitu :
1)      pola asuh otoriter
pola asuh otoriter adalah pola asuh yang ditandai dengan cara mengasuh anak-anaknya dengan aturan-aturan ketat, sering kali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya n(orang tua), kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri dibatasi. Anak jarang diajak berkomunikasi dan diajak ngobrol, bercerita, bertukar pikiran dengan orang tua. Pola asuh yang bersifat otoriter ini juga ditandai dengan hukuman-hukumannya yang dilakukan dengan keras, mayoritas hukuman tersebut sifatnya hukuman badan dan anak juga diatur yang membatasi perilakunya.
2)      Pola asuh demokratis
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang ditandai dengan pengakuan orang tua terhadap kemampuan anak-anaknya, dan kemudian anak diberi kesempatan uantuk tidak selalu tergantung kepada orang tua. Dalam pola asuh seperti ini orang tua memberi sedikit kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang dikehendaki dan apa yang diinginkan yang terbaik bagi dirinya, anak diperhatikan dan didengarkan saat anak berbicara, dan bila berpendapat orang tua memberi kesempatan untuk mendengarkan pendapatnya. Anak dilibatkan dan diberikesempatan untuk berpartisipasi dalam mengatur hidupnya, ada yang mengatakan tidak semua orang tua mentolelir terhadap anak, dalam hal-hal tertentu orang tua perlu ikut campur tangan, misalnya dalam keadaan membahayakan hidupnya atau keselamatan anak.
3)      Pola asuh laisses fire
Pola asuh ini adalah pola asuh dengan cara orang tua mendidik anak secara bebas,anak dianggap orang dewasa atau muda, ia diberi kelonggaran seluas-luasnya apa saja yang dikehendaki. Kontrol orang tua terhadap anak sangat lemah, juga tidak memberikan bimbingan pada anaknya. Semua apa yang dilakukan oleh anak adalah benar dan tidak perlu mendapatkan teguran, arahan, atau bimbingan.
2.      Keluarga
            Dalam pengertian psikologis, keluarga merupakan sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan dan saling menyerahkan diri. Keutuhan orang tua (ayah dan ibu) dalam sebuah keluarga sangat dibutuhkan dalam membantu anak dalam mengembangkan kreativitas diri. Keluarga dikatak an utuh apabila di samping lengkap anggotanya terutama anak-anaknya. Jika dalam keluarga terjadi kesenjangan hubungan, perlu diimbangi dengan kualitas dan intensitas hubungan sehingga ketidakadaan ayah dan atau ibu dirumah tetap dirasakan kehadirannya dan dihayati secara prikologis.
            Dalam buku Pola Asuh Orang Tua yang ditulis oleh Moh. Shochib, David (1992 : 33-34) mengkategorikan keluarga dalam pengertian sebagai keluarga seimbang, keluarga kuasa, keluarga protektif, keluarga kacau, dan keluarga simbiotis.
            Pendapat lain disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara (1962 : 100) yang menyatakan bahwa keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan terpenting karena sejak timbulnya adab kemanusiaan sampai kini, keluarga selalu mempengaruhi pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia.
            Keluarga seimbang adalah keluarga yang ditandai oleh keharmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, ayah dengan anak, serta ibu dengan anak. Dalam keluarga ini orang tua bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Anak-anak merasa aman, walaupun tidak selalu disadari. Diantara anggota keluarga saling mendengarkan jika bicara bersama, melalui teladan dan dorongan orang tua. Setiap masalah dihadapi dan diupayakan untuk dipecahkan bersama.
            Keluarga kuasa lebih menekankan kekuasaan daripada relasi.pada keluarga ini, anak merasa seakan-akan ayah dan ibu mempunyai buku peraturan, ketetapan,ditambah daftar pekerjaan yang tidak pernah habis. Orang tua bertindak sebagai bos dan pengawas tertinggi. Anggota keluarga terutama anak-anak tidak memiliki kesempatan atau peluang agar dirinya didengarkan.
            Keluarga protektif lebih menekankan pada tugas dan saling menyadari perasaan satu sama lain. Dalam keluarga ini ketidakcocokan sangat dihindari karena lebih menyukai suasana kedamaian. Sikap orang tua lebih banyak pada upaya member dukungan, perhatian, dan garis-garis pedoman sebagai rujukan kegiatan.
            Keluarga kacau adalah keluarga kurang teratur dan selalu mendua. Dalam keluarga ini cenderun timbul konflik dan kurang peka dalam memenuhi kebutuhan anak-anak. Anak sering diabaikan dan diperlakukan secara kejam karena kesenjangan hubungan antar mereka dengan orang tua. Dinamika keluarga dalam banyak hal sering menimbulkan kontradiksi karena pada hakikatnya tidak ada keluarga. Rumah hanya sehagai tempat berteduh oleh individu-individu.
            Keluarga simbiotis dicirikan oleh orientasi dan perhatian keluarga yang kuat bahkan hampir seluruhnya terpusat pada anak-anak.keluarga ini berlebihan dalam melakukan relasi. Orang tua banyak menghabiskan waktu untuk memikirkan dan memenuhi keinginan anak-anaknya.
3.      Disiplin
            Disiplin berasal dari kata yang sama dengan “disciple”, yakni seorang yang belajar dari atau secara suka rela mengikuti seorang pemimpin. Orang tua dan guru merupakan pemimpin dan anak merupakan murid yang belajar dari mereka cara hidup yang menuju ke hidup yang berguna dan bahagia. Jadi disiplin merupakan cara masyarakat mengajar anak perilaku moral yang disetujui kelompok
            Tujuan seluruh disiplin ialah membentuk perilaku sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya, tempat individu itu diidentifikasikan. Karena tidak ada pola budaya tunggal, tidak ada pula satu falsafah pendidikan anak yang menyeluruh untuk mempengaruhi cara menanamkan disiplin. Jadi metode spesifik yang digunakan di dalam kelompok budaya sangat beragam, walaupun semuanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengajar  anak bagaimana berperilaku dengan cara yang sesuai dengan standar kelompok sosial, tempat mereka diidentifikasikan (Hurlock 1999 : 82).
a.       Perlunya Disiplin
            Disiplin perlu untuk dikembangkan anak, karena ia memenuhi beberapa kebutuhan tertentu dengan demikian disiplin memperbesar kebahagiaan dan penyesuaian pribadi dan sosial anak. Beberapa kebutuhan masa kanak-kanak yang dapat diisi oleh disiplin
·         Disiplin memberi rasa aman dengan memberitahukan apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan
·         Dengan disiplin, anak belajar bersikap menurut cara yang akan mendatangkan pujian yang akan ditafsirkan anak sebagai tanda kasih sayang dan penerimaan.
·         Disiplin yang sesuai dengan perkembangan berfungsi sebagai motivasi pendorong ego yang mendorong anak mencapai apa yang diharapkan darinya.
·         Disiplin membantu anak mengembangkan hati nurani dalam pengambilan keputusan dan pengendalian perilaku.
            Meskipun semua anak membutuhkan disiplin, kebutuhan mereka bervariasi. Terdapat banyak kondisi yang mempengaruhi kebutuhan anak akan disiplin, enam diantaranya dianggap sangt penting.
            Pertama, karena terdapat variasi dalam laju perkembangan berbagai anak, tidak semua anak dengan usia yang sama dapat diharapkan mempunyai kebutuhan akan disiplin yang sama, ataupun jenis disiplin yang sama.
            Kedua, kebutuhan akan disiplin bervariasi menurut waktu dalam sehari.
            Ketiga, kegiatan yang dilakukan anak mempengaruhi kebutuhan akan disiplin.disiplin yang paling besar kemungkinannya dibutuhkan untuk kegiatan sehari-hari yang rutin, misalnya makan, tidur atau membuat pekerjaan rumah dan paling sedikit diperlukan bila anak bebas bermain sekehendak hatinya.
            Keempat, kebutuhan akan disiplin bervariasi dengan hari dalam seminggu. Hari Senin danakhir minggu merupakan saat disiplin paling dibutuhkan.
            Kelima, disiplin lebih sering dibutuhkan dalam keluarga besar dari pada keluarga kecil. Semakin banyak anak dalam suatu keluarga, semakin kurang perhatian dan pengawasan yang didapat dari orang tua, dan semakin besar kemungkinan ada kecemburuan antar saudara dan rasa permusuhan, diikuti pertengkaran dan bentuk perilaku mengganggu lain.
            Keenam, kebutuhan akan disiplin bervariasi dengan usia. Anak lebih besar kurang membutuhkan disiplin dibanding anak kecil. (Hurlock, 1999 : 83-84)
4.      Hakekat Anak Usia Dini
            Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi mortorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi,  dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak (Mansur, 2005 : 88).
            Usia dini biasa di sebut dengan golden age karena fisik dan motorik anak berkembang dan bertumbuh dengan cepat, baik perkembangan emosional, intelektual, bahasa maupun moral (budi pekerti). Bahkan ada yang menyatakan bahwa pada usia empat tahun 50% kecerdasan telah tercapai, dan 80% kecerdasan tercapai pada usia delapan tahun.Adalah hal lumrah jika banyak pihak begitu memperhatikan perkembangan anak usia emas yang tak akan terulang lagi ini (Partini, 2010 :2).
            Anak usia dini adalah anak yang sedang mengalami masa kanak-kanak awal, yaitu berusia 2-6 tahun yang akan ditumbuhkan kemampuan emosinya agar setelah dewasa nanti berkemungkinan besar memiliki kecerdasan (Yasin, 2007 : 10).

B.     Kerangka Berfikir
                  Pola asuh merupakan suatu cara yang dilakukan dalam hal merawat,mendidik, mengurus anak secara periodik dan terus-menerus. Pola asuh dibagi menjadi tiga jenis yaitu pola asuh demokratis dimana dalam pola asuh tersebut seorang anak diberi kebebasan untuk melakukan sesuatu yang diinginkan namun orang tua tetap melakukan pengawasan.dala pola asuh demokratis orang tua juga banyak melakukan komunikasi dengan anak agar orang tua tahu bagaimana perkembangan anak dan apa saja yang anak lakukan. Pola asuh yang kedua adalah pola asuh otoriter dimana pola asuh ini sangat menekankan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh anak.jika anak tidak melanggar tidak jarang orang tua akan member hukuman. Pola asuh yang ketiga adalah pola asuh laisses fire dimana orang tua member kebebasan kepada anak tanpa adanya pengawasan. Anak dianggap sudah dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga tidak perlu adanya pengawasan.
                  Keluarga merupakan sekumpulan orang yang tinggal dalam suatu rumah biasanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang saling memiliki pertautan batin. Keluarga memiliki bermacam-macam kondisi. Ada keluarga seimbang yang dapat diartikan keluarga yang harmonis dimana semua anggota keluarga merasakan kedamaian dan ketentraman. Kondisi keluarga yang lain yaitu keluarga kacau, keluarga protektif, dan keluarga kuasa yang sering dikategorikan sebagai keluarga yang kurang harmonis dimana adaanggota keluarga yang merasa tidak nyaman dan tidak damai hidupdalam keluarga tersebut.
                  Disiplin dapat diartikan sebagai suatu perbuatan tang dilakukan secara tepat waktu dan teratur. Tujuan disiplin itu sendiri adalah membentuk perilaku yang baik dan dapat menjadi suatu kebiasaan. Perlunya disiplin bagi anak yaitu untuk mengembangkan sikap kejujurannya, kesadaran akan kewajibannya, dan menumbuhkan nilai moralnya.
                  Anak usia dini memiliki pengertian sebagai anak yang sedang berada pada usia prasekolah dimana mereka sedang memasuki masa golden age, yaitu masa dimana anak secara mudah dapat menerima sebuah informasi karena perkembangan otaknya sedang optimal.
                  Upaya pembentukan kedisiplinan yang dilakukan orang tua hendaknya dilakukan sejak dini, dimana anak masih sangat mudah untuk diberi hal-hal yang baik-baik. Upaya pembentukan kedisiplinan tersebut dapat dilakukan melalui pola asuh orang tua, dimana orang tua harus mengetahui bagaimana cara mengasuh yang tepat untuk menanamkan nilai disiplin pada anak tanpa adanya unsure pemaksaan.


















BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Pendekatan Penelitian
                  Pendekatanpenelitian merupakan suatu teknik atau prosedur yang digunakan dalam proses pengumpulan data. Pendekatan penelitian dapat pula diartikan sebagai keseluruhan cara atau kegiatanyang dilakukan oleh peneliti mulai dari perumusan masalah sampai dengan penarikan kesimpulan.
      Dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang informasi atau data yang dikumpulkan tidak berwujud angka-angka dan analisisnya berdasarkan prinsip logika. Metode pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk deskriptif. Dalam penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa.
      Penelitian deskriptif menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah (naturalis setting). Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai pengamat. Peneliti hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala dan mencatat dalam buku observasi.
B.     Waktu dan Tempat Penelitian
1.      Waktu
Kegiatan penelitian akan dilakukan dalam jangka waktu 2 bulan.
2.      Tempat
Penelitian ini dilakukan di Desa Wanakarsa, Kecamatan Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara. Adapun dipilihnya Desa Wanakarsa sebagai lokasi penelitian karena peneliti melihat bahwa peran pola asuh orang tua dalam upaya pembentukan kedisiplinan anak usia dini belum banyak dirasakan.
C.    Subyek Penelitian
                  Dalam penelitian ini, subyek penelitian adalah keluarga dengan anak yang masih berusia dini. Spesifikasi keluarga yang akan diteliti adalah keluarga yang dengan ibu yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga, karena akan lebih mudah meneliti peran pola asuh yang dilakukan orang tua dalam upaya pembentukan kedisiplinan anak usia dini. Namun karena keterbatasan biaya dan waktu, maka pada penelitian ini pemilihan subjek dilakukan dengan purposive sampling (sampel bertujuan). Untuk memperdalam penelitian ini, maka informasi diperoleh dari para orang tua kemudian didukung dengan pengamatan perilaku anak dari orang tua tersebut.

D.    Metode Pengumpulan Data
                  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi (pengamatan), interview (wawancara) dan dokumentasi. Metode pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini secara rinci dijelaskan sebagai berikut :
1.      Pengamatan
            Metode pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan partisipasi. Pengamatan secara partisipatif merupakan teknik pengumpulan data yang melibatkan peserta didik (interaksi) sosial antara peneliti dan informan dalam suatu latar penelitian selama pengumpulan data berlangsung, dilakukan secara sistematis, tanpa menampakkan si peneliti sebagai seorang peneliti. Peneliti tidak perlu mengemukakan secara rinci mengenai penelitian yang sedang dilakukannya.
2.      Wawancara
             Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terpimpin/terstruktur. Wawancara diadakan dalam bentuk percakapan dengan sasaran seperti dirumuskan dalam pedoman wawancara. Peneliti menggunakan metode wawancara untuk mengungkap data-data berupa kata-kata yang tidak terungkap dalam observasi dan angket.
3.      Dokumentasi
            Dokumen digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai perilaku yang menunjukkan kedisiplinan pada anak sebagai upaya yang dilakukan melalui pola asuh orang tua.












DAFTAR PUSTAKA

Anwar dan Arsyad Ahmad. (2007). Pendidikan Anak Dini Usia, Panduan Praktis Bagi Ibu           dan Calon Ibu). Bandung : Alfabeta

Hurlock,  E.  B.  1999.  Perkembangan  Anak.  Jilid  2.  Alih  bahasa  :  Tjandrasa. Jakarta :           Erlangga.

Mansur, (2005). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta :Pustaka Belajar

Partini. (2010). Pengantar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta :Grafindo Letera Media

Rimm Sylvia, (2003). Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah. Jakarta :            PT. Gramedia Pustaka Utama.

Shochib, Moh. (2000). Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan     Disiplin Diri. Jakarta : Rineka Cipta.






•*´¨`*•.*♥*.•*´¨`*•Beri aku sedikit waktu•*´¨`*•.*♥*.•*´¨`*•


Beri aku sedikit waktu untuk sembuhkan lukaku, menghilangkan takutku, meyakinkan hatiku
Tuk jadi balerina di panggung hatimu

Hatiku masih dihinggapi rasa takut akan kelamnya masa lalu
Hingga membuatku ragu untuk melangkah maju untuk menggapai cinta yang baru

Aku tahu kamu tak sabar menunggu dan benci menanti
Tapi bukan maksudku untuk membiarkanmu berada dalam ketidakpastian
Aku hanya ingin memantapkan hati

Tolong beri aku sedikit waktu
Untuk mempersiapkan hatiku
Agar hadirmu benar-benar indah mewarnai hidupku

(Yogyakarta, 31 Desember 2011 09:22)

PROGRAM PELATIHAN PEMBUATAN KERIPIK SALAK PONDOH

PROGRAM PELATIHAN PEMBUATAN KERIPIK SALAK PONDOH
Tugas Pembuatan Proposal guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah perencanaan dan pengembangan program
Dosen Pengampu : Sumarno, Ph.D





OLEH :
HIKMAH NURBAETI  10102241015


PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011

       I.            LATAR BELAKANG
            Tingkat pengangguran di Indonesia masih sangat tinggi. Penyebabnya antara lain karena minimnya lapangan pekerjaan dan kurangnya ketrampilan yang dimiliki oleh masyarakat. Selain itu karena tingkat pendidikan yang rendah juga menyebabkan mereka kesulitan untuk mencari lapangan pekerjaan. Padahal di sisi lain, Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah yang dapat mereka jadikan sebagai sarana untuk mendapatkan pekerjaan dan menghasilkan uang. Kekayaan alam tersebut tidak hanya berupa hasil tambang saja, tetapi dapat berupa hasil pertanian. Hasil pertanian di Indonesia sangat melimpah dan beranekaragam. Ada hasil pertanian berupa sayuran, buah-buahan, rempah-rempah dan masih banyak lagi.
            Salak pondoh merupakan salah satu buah yang berasal dari Indonesia. Daerah-daerah penghasil salak pondoh antara lain Sleman, Magelang, Wonosobo, dan Banjarnegara. Ciri khas dari salak pondoh adalah bentuknya yang tidak terlalu besar tetapi memiliki rasa yang manis, sehingga banyak orang yang menyukai buah ini. Selain itu karena harganya yang cukup murah sehingga bisa dijangkau oleh masyarakat dari kalangan bawah hingga kalangan atas.

       I.            TUJUAN PROGRAM
            Dengan adanya pelatihan pembuatan keripik salak pondoh ini, diharapkan :
1.      Peserta pelatihan memperoleh tambahan ilmu dan wawasan
2.      Peserta pelatihan memperoleh ketrampilan baru dalam mengolah hasil pertanian menjadi makanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi
3.      Peserta pelatihan dapat membuka lapangan pekerjaan baru dengan ketrampilan yang mereka miliki sebagai salah satu upaya mengurangi angka pengangguran
4.      Peserta pelatihan mampu memasarkan produk yang mereka produksi kepada masyarakat.

    II.            USULAN RANCANGAN PROGRAM

A.    LATAR BELAKANG SPESIFIK
            Banjarnegara merupakan salah satu daerah penghasil salak pondoh yang cukup terkenal. Salak pondoh Banjarnegara dikenal dengan buahnya yang kecil tetapi memiliki rasa yang sangat manis. Salak pondoh bukan merpakan buah musiman dan dapat berbuah sepanjang tahun. Apabila hasil panen sedang melimpah harganya hanya berkisar Rp. 2000,- per-kg. Para petani sering merasa kesulitan saat menjual hasil panennya karena permintaan lebih kecil dari jumlah buah salak yang tersedia, sehingga tidak jarang petani mengalami kerugian karena hasil panennya tidak laku semua dan banyak yang sudah rusak atau membusuk.
            Dari sinilah muncul ide saya untuk mengadakan pelatihan pembuatan keripik salak pondoh di desa Wanakarsa, kecamatan Wanadadi, kabupaten Banjarnegara. Saya mempunyai ide tersebut karena dengan kita mengolah buah salak menjadi keripik salak, maka akan lebih tahan lama. Selain itu harganya juga lebih tinggi. Pengolahan buah salak menjadi keripik juga menjadi salah satu cara untuk menarik masyarakat untuk lebih berminat mengkonsumsi buah salak. Secara tidak langsung kita juga telah membantu para petani salak terhindar dari kerugian, karena kita bekerjasama dengan para petani untuk menjadi pemasok bahan dasar pembuatan keripik salak.



B.     KELOMPOK SASARAN PROGRAM
1.      Pemuda dan pemudi di desa Wanakarsa yang sudah tidak bersekolah
            Dalam hal ini sasaran yang dimaksud adalah para pemuda dan pemudi yang sudah tidak bersekolah tetapi belum memiliki pekerjaan. Di usia yang masih tergolong muda, sering kali para pemuda kesulitan mendapatkan pekerjaan. Hal ini disebabkan karena mereka belum terbiasa bekerja dan ketrampilan yang mereka miliki juga belum terasah dengan baik. Oleh karena itu saya ingin mengajak mereka untuk belajar dan memperoleh ketrampilan yang nantinya dapat dijadikan sebagai pegangan mereka dalam memperoleh pekerjaan.
2.      Para ibu yang ingin memperoleh ketrampilan
            Dalam hal ini sasaran yang dimaksud adalah para ibu rumah tangga yang masih dalam usia produktif tetapi tidak memiliki kesibukan yang bermanfaat, sehingga untuk mengisi waktu luang mereka harus memiliki ketrampilan, oleh karena itu saya mengajak mereka untuk mendapatkan ketrampilan melalui ketrampilan ini.

C.    KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN
            Melalui pelatihan ini diharapkan pemuda dan pemudi memiliki pengetahuan yang lebih luas dan cara berfikir yang terbuka. Mereka dapat mengenal tentang buah salak pondoh dan kandungan gizi yang dimiliki. Kemudian mereka mampu untuk mengolah buah salak pondoh menjadi makanan berbentuk keripik dengan baik dan dengan hasil yang maksimal. Mereka juga dapat belajar unttuk bekerjasama dengan peserta lainnya sehingga secara tidak langsung mereka telah belajar untuk bersosialisasi. Tidak hanya mengolah saja, mereka juga diharapkan mampu untuk memasarkan produk mereka ke masyarakat.
            Untuk para ibu diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini mereka memiliki kesibukan yang bermanfaat dan memiliki ketrampilan yang sesuai dengan peran mereka sebagai seorang ibu rumah tangga. Selain itu mereka juga mendapat pengalaman baru selama mengikuti pelatihan ini.
            Harapan ke depan dari penyelenggaraan pelatihan ini adalah para peserta pelatihan memiliki ketrampilan yang dapat mereka jadikan sebagai sarana membuka lapangan pekerjaan dan memperoleh penghasilan, sehingga mengurangi angka pengangguran. Memasarkan produk dan memperkenalkannya ke masyarakat luas.

D.    MATRIKS PROGRAM
            Rencana Penyediaan dan Pemakaian Sumber Daya Program

AKTIVITAS
WAKTU
SDM
SARANA DAN PRASARANA
BIAYA
(rupiah)
Personal
Non personal

AWAL

a.       Penyediaan tempat pelatihan
b.      Mencari dan menghubungi pelatih serta petani untuk dijadikan pemasok
c.       Mengadakan rapat persiapan
d.      Mengadakan sosialisasi dengan masyarakat sekitar tentang tujuan pengadaan pelatihan
e.       Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pelatihan
f.       Membuka pendaftaran bagi peserta pelatihan



1 minggu

1x pertemuan







1 minggu





Pemuda Karang Taruna desa Wanakarsa, kec. Wanadadi, kab. Banjarnegara dan pembicara.








Balai pertemuan, meja, kursi, LCD, Layar Proyektor, Sound system.



INTI

a.       Pertemuan dan disahkannya program dengan mempertemukan penyelenggara, pelatih maupun peserta.
b.      Pelaksanaan pelatihan dasar (teori)
c.       Pelaksanaan pelatihan secara praktik.



1 minggu
1x pertemuan


1 minggu
1x pertemuan

2 minggu
2x pertemuan






Pelatih dan tenaga ahli

Balai pertemuan, meja, kursi, LCD Layar Proyektor, Sound system, gedung serbaguna, pisau, ember,toples besar, alat penggorengan hampa udara, buah salak, minyak, dan plastik



PENGEMBANGAN

a.       Pengadaan seminar untuk membahas kelanjutan program secara mandiri.
b.      Pendampingan dalam memasarkan produk
c.       Pendampingan dalam meneruskan program.



1 minggu
1x pertemuan

1 minggu
1x pertemuan



Pelatih, pembicara, dan Pemuda Karang Taruna desa Wanakarsa, kec. Wanadadi, kab. Banjarnegara



Balai pertemuan, meja, kursi, LCD, Layar Proyektor, Sound system.


E.     METODE/RANCANGAN KEGIATAN

Awal
·         Penyediaan tempat pelatihan
·         Mencari dan menghubungi pelatih serta petani untuk dijadikan pemasok
·         Mengadakan rapat persiapan
·         Mengadakan sosialisasi dengan masyarakat sekitar tentang tujuan pengadaan pelatihan
·         Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pelatihan
·         Membuka pendaftaran bagi peserta pelatihan

Inti
·         Pertemuan dan disahkannya program dengan mempertemukan penyelenggara, pelatih maupun peserta.
·         Pelaksanaan pelatihan dasar (teori)
·         Pelaksanaan pelatihan secara praktik.

Pengembangan
·         Pengadaan seminar untuk membahas kelanjutan program secara mandiri
·         Pendampingan dalam memasarkan produk
·         Pendampingan dalam meneruskan program tersebut.

F.     NARASUMBER/PELATIH
            Demi kelancaran pelaksanaan program pelatihan pembuatan keripik salak pondoh, kami selaku penyelenggara mendatangkan pelatih yang sudah teruji kemahirannya dalam mengolah buah salak pondoh menjadi keripik salak. Selain itu kami juga mendatangkan tenaga ahlli yang dapat membantu pelatih mendampingi peserta saat pelatihan secara praktik dilaksanakan. Kami juga menghadirkan wirausahawan sukses yang akan menjadi pembicara dalam sosialisasi dan seminar.
            Adapun jumlah pelatih, tenaga ahli, dan wirausahawan yang kami hadirkan yaitu :
1.      Pelatih pembuatan keripik salak sejumlah 1 orang
2.      Tenaga ahli yang membantu pendampingan selama jalannya pelatihan sejumlah 4 orang
3.      Wirausahawan sebagai pembicara sejumlah 1 orang.

G.    SARANA DAN PRASARANA
            Demi kelancaran proses pelatihan pembuatan keripik salak pondoh ini, maka kami membutuhkan sarana dan prasarana sebagai berikut :
1.      Pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan secara teori
·         Balai pertemuan
·         Meja dan kursi
·         LCD
·         Layar proyektor
·         Sound system
2.      Pelaksanaan pelatihan secara praktik
·         Gedung serbaguna
·         Pisau pemotong
·         Ember
·         Toples besar
·         Penggorengan hampa udara (vacuum frying)
·         Buah salak
·         Minyak goring
·         Plastik

H.    EVALUASI HASIL
            Untuk evaluasi hasil dilakukan oleh panitia penyelenggara. Evaluasi dilakukan berdasarkan kesesuaian pelaksanaan dengan rancangan kegiatan yang telah disusun. Pelaksanaan pelatihan secara bertahap akan menghasilkan peserta-peserta yang memiliki ketrampilan sesuai yang diharapkan oleh panitia penyelenggara. Produk yang dihasilkan juga dapat dijadikan sebagai acuan keberhasilan program. Pengolahan makanan yang memiliki rasa yang enak dan bentuk yang menarik diyakini bahwa para peserta telah berhasil menguasai ketrampilan yang diberikan.
            Di dalam tahap pengembangan peserta juga mendapatkan bimbingan dan pelatihan bagaimana cara memasarkan produk tersebut kepada masyarakat. Jika peserta mampu memasarkannya dan banyak masyarakat yang menyukainya, hal tersebut juga dapat diartikan bahwa peserta telah selain dapat mengolah juga dapat memasarkan. Dan dapat disimpulkan bahwa program pelatihan yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan harapan.
            Dalam pelaksanaan program ini, tentunya tidak semua berjalan dengan lancar, pasti ada kendala dan kesulitan yang ditemui. Tapi kami berharap panitia penyelenggara, pelatih, dan peserta pelatihan dapat bekerjasama dan berpartisipasi untuk mensukseskan program ini. Sehingga tidak lupa kami ucapkan banyak terimadasih kepada pihak-pihak yang telah membantu pelaksanaan program pelatihan ini.

I.       AGENDA KEGIATAN

1.      Tahap persiapan
·         Rapat persiapan program pelatihan
·         Mempersiapkan sarana dan prasarana
·         Mencari pelatih dan pemasok bahan dasar
·         Memberikan sosialisaisi kepada masyarakat
·         Membuka pendaftaran
·         Merencanakan program mulai dari sistem, isi dan managemen.

2.      Tahap pelaksanaan program
·         Mengadakan pertemuan perdana antara penitia penyelenggara, pelatih, dan peserta pelatihan
·         Mengadakan pelatihan secara teori
·         Mengadakan pelatihan secara praktik
·         Pemantauan jalannya pelatihan
·         Pelaksanaan evaluasi kegiatan

3.      Pasca pelaksanaan program
·         Pengadaan seminar untuk membahas kelanjutan program
·         Pendampingan pemasaran produk
·         Pendampingan pelaksanaan kelanjutan program
·         Laporan akhir

           Program pelatihan ini akan dilaksanakan selama 2 bulan dengan 1 kali pertemuan setiap minggunya.
           Adapun rincian jadwal kegiatan tersebut antara lain :
Waktu
Agenda
Minggu ke 1-2
Persiapan tempat, pelaksanaan pendaftaran dan sosialisasi
Minggu ke 3-6

Pelaksanaan pelatihan teori dan praktik
Minggu ke 7-8
Pendampingan kelanjutan program

J.      MANAJEMEN PENYELENGGARA
            Program pelatihan pembuatan keripik salak pondoh ini diselenggarakan oleh para pemuda Karang Taruna desa Wanakarsa, kec. Wanadadi, kab. Banjarnegara dan bekerjasama dengan tokoh masyarakat sekitar dan Pemerintah Daerah kabupaten Banjarnegara.

 III.            USULAN PEMBIAYAAN

ANGGARAN BELANJA
ANGGARAN PENDAPATAN
INVESTASI
·         Balai pertemuan
·         meja dan kursi
·         LCD dan Layar Proyektor
·         Sound system,
·         gedung serbaguna
·         pisau pemotong
·         ember
·         toples besar
·         alat penggorengan hampa udara.





Rp. 18.000.000,-


Dana dari Pemerintah Daerah kabupaten Banjarnegara





Rp. 18.000.000,-
OPERASIONAL
·         Pelatih

·         Tenaga Ahli


·         Pembicara

NON OPERASIONAL
·         Bahan-bahan pembuatan keripik salak


5 x Rp. 200.000,- = Rp. 1.000.000,-
4 x 4 x Rp. 100.000,-
=Rp. 1.600.000,-
2 x Rp. 200.000,-
=Rp. 400.000,-




Rp. 3.000.000,-


Dana dari Pemerintah Daerah kabupaten Banjarnegara




Rp. 6.000.000,-
Biaya pengembangan dan lain-lain
Rp. 300.000,-
Iuran peserta (30 x Rp.10.000,-)
Rp. 300.000,-
JUMLAH
Rp.24.300.000,-

Rp. 24.300.000,-