Jodoh…

Jodoh dan kematian adalah rahasia-Nya yang tersimpan dalam tabir dan keghaiban-Nya, dan tersimpan dengan indah dalam tiap lembar daun di Lauhul Mahfudz.

Jika…

Jika kamu tidak dapat memiliki apa yang kamu cintai saat ini, maka cintailah apa yang kamu miliki saat ini.

Ukhuwah…

Ukhuwah yang terbina biarlah seperti seutas tasbih. Ada awal, tapi tiada akhir. Dicipta untuk mengingat-Nya dan disusun untuk mengharap ridha-Nya.

Mungkin...

Mungkin, kegagalan, masalah, dan lingkungan yang tidak menyenangkan adalah sebagian dari skenario Allah SWT dalam membina diri kita.

Jangan...

Jangan bersedih, walau letih dan tertatih menahan perih bersandar dalam sabar dan berdiri tegar, hadapi semuanya tanpa gentar, Kita punya Allah Yang Maha besar, sandaran hati, sandaran jiwa tempat kita menemukan damai itu kembali dan menemukan kembali senyum kebahagiaaan

Selasa, 29 Mei 2012

Foto akhwat



Pemberdayaan Perempuan dan Perubahan Sosial

Dalam harian Kompas beberapa waktu lalu disebutkan, komitmen Indonesia dalam melaksanakan tujuan pembangunan milenium (Millenium Development Goals atau MDG’s) mengalami penurunan yang signifikan. Posisi terakhir, hanya dapat disejajarkan dengan Myanmar dan negara-negara Afrika umumnya.
Jangan tanya negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang di dasawarsa 70-an banyak belajar dari Indonesia, dengan mendatangkan sejumlah mahasiswa ke berbagai perguruan tinggi dan para pekerja minyak ke Pertamina. Jadilah University of Malaysia dan Petronas seperti sekarang, meninggalkan jauh “guru”-nya.
Selain pendidikan dan perminyakan, salah satu yang paling menonjol ialah tentang kesetaraan gender yang merupakan salah satu indikator MDG’s.
Berbicara soal pergerakan perempuan Indonesia, sebenarnya tak terlepas dari kemajuan bangsa Indonesia sendiri. Gerakan emansipasi yang banyak didengungkan organisasi wanita barat mem-booming pada dasawarsa kedua di abad ini. Hal tersebut direspon oleh para elit wanita Indonesia dengan melaksanakan Kongres Perempuan Indonesia I di Yogyakarta, pada akhir tahun 1928. Ini dapat dikatakan sebagai kemerdekaan kaum perempuan, yang mendahului kemerdekaan negara Indonesia sendiri.
Secara sosial budaya, peristiwa ini merupakan tonggak sejarah kemajuan wanita Indonesia. Bayangkan saja, pada masa itu kungkungan adat sering dituding menomorduakan wanita Indonesia di belakang kaum pria. Demikian pula penterjemahan yang salah dari dogma agama, seolah menjadi pembenaran bahwa kaum perempuan harus berada di belakang kaum adam dalam segala aspek dan bidang kehidupan.
Dari peristiwa Kongres Perempuan Indonesia I tadi dapat dikatakan, respon perempuan Indonesia waktu itu, untuk mengadakan kongres adalah suatu proses perubahan sosial-budaya, yang merupakan bagian dari proses pembangunan masyarakat Indonesia.
Sama halnya seperti lahirnya sejumlah program penanggulangan kemiskinan yang mulai dipertegas melalui UU No. 5 Tahun 1990, tentang Program Inpres Desa Tertinggal (IDT) untuk hal yang bersifat ekonomi kerakyatan. Program IDT disusul dan dilengkapi P3DT untuk kegiatan infrastruktur pedesaan. Selanjutnya “dikawinkan” melalui program PPK yang menangkap kedua program (ekonomi dan infrastruktur) yang dikenal dengan open menu. Kemudian disusul dengan kegiatan sejenis untuk di perkotaan dengan nama P2KP.
Namun, sebenarnya yang membedakan adalah payung besarnya. PPK melalui Kementrian Dalam Negeri, dan P2KP melalui Departemen Pekerjaan Umum, meski keduanya sama-sama menyitir pemberdayaan perempuan sebagai salah satu isunya.
Secara socio-anthropologist, suatu pembangunan dapat dikatakan sebagai suatu proses yang secara sengaja diadakan untuk mendorong perubahan sosial budaya ke suatu arah tertentu. Sedangkan perubahan sosial budaya, seperti yang dikatakan Antropolog dan peneliti senior LIPI EKM Masinambow, merupakan suatu proses perubahan yang mencakup, antara lain menggeser hal-hal yang sudah ada, menggantikannya, mentransformasikannya, dan menambah yang baru, yang kemudian berdiri berdampingan dengan hal-hal uang sudah ada.
Kembali ke masalah pembangunan yang berwawasan gender (Gender Equitable Development atau GED) yang di Indonesia saat ini sering dikaitkan dengan kemiskinan dan pembangunan yang tak berkelanjutan. Ahli Community Capacity Building lulusan Columbia University (AS), Aisyah Muttalib mengatakan, GED adalah suatu transformasi untuk men-gender-kan (en-gender) ekonomi hingga akan terwujud suatu tatanan ekonomi baru, di mana pemerataan gender dipegang sebagai suatu nilai yang paling mendasar.
Ekonomi baru seperti inilah yang telah dijalankan oleh seluruh wanita di dunia secara otomatis sebagai kodrat kewanitaannya. Mereka mengelola sumber daya demi mempertahankan segalanya. Bukan saja kehidupan diri, tapi juga keluarganya, masyarakat, dan anak-anak yang dilahirkannya. (Tety Hartya, Praktisi Pemberdayaan Perempuan/Ari Hariadi, mantan Community Development & Women In Development NTT-WRDS CIDA, KMW I P2KP-2 Kalbar; Nina)

 http://www.p2kp.org/wartaarsipdetil.asp?mid=1669&catid=2&

Manfaat Buah dan Sayur untuk Kulit Sehat

VIVAnews - Kebanyakan orang ingin tetap mempertahankan kulit kencang dan bersinar kendati usia bertambah tua. Sebelum melakukan prosedur kecantikan seperti botox atau operasi plastik demi kulit awet muda, pertimbangkan untuk melakukannya dengan cara lebih alami.

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan, asupan sayur dan buah-buahan secara teratur menjadikan kulit lebih sehat dan bercahaya. Anda akan terlihat lebih menarik dan cantik dengan kulit awet muda.
Penelitian yang dipimpin oleh Ian Stephen di Universitas Nottingham, Inggris, menunjukkan bahwa orang yang makan sayuran dan buah tiap hari memiliki kulit bercahaya kekuningan, berkat karotenoid.

Jamuna Pai, dokter kecantikan mengatakan, "Tanaman memiliki nutrisi, yang bermanfaat untuk kekebalan tubuh serta memperbaiki kulit. Sayur dan buah juga mengandung ribuan senyawa fitonutrien yang bermanfaat selain karbohidrat kompleks, protein, lemak, vitamin dan mineral," ucapnya seperti dikutip Times of India.

Dia menyarankan, untuk memperoleh kulit bercahaya alami, asup minimal lima porsi sayuran dan buah. Eileen Canday, Kepala Ahli Gizi Rumah Sakit Breach Candy, Mumbai, menyarankan, "Masukkan sayur dan buah warna merah, oranye hijau, putih dan ungu dalam menu harian," ujarnya.

Menurut Canday, tomat, semangka dan jeruk bali mengandung likopen. Selain itu, berry dan anggur juga mengandung anthocyanin dan polifenol, jeruk, wortel, mangga atau labu kaya B-karoten. Sedangkan bawang putih mengandung flavonoid.

Mickey Mehta, pakar kebugaran mengingatkan, "Jangan mengabaikan sayuran karena membuat kulit halus dan membersihkan sistem pencernaan."
Buah-buahan segar di musim panas seperti plum, persik atau nektarin merupakan sumber kaya fitonutrien dan antioksidan. Sayuran berdaun hijau gelap seperti bayam merupakan sumber utama dari antioksidan. Sumber lainnya berasal dari wortel, tomat, ubi jalar, kangkung, brokoli, bayam dan paprika merah.

"Anda dapat menyajikan sayuran dalam bentuk jus dengan menggunakan bayam, bit dan  amla," katanya Mehta.
Menurut dia, membuat makanan dari bahan sayur dan buah segar jauh lebih bergizi dibanding yang telah mengalami pemrosesan.

MEMBERANIKAN DIRI, KARENA REZEKIKU TERSEMBUNYI DI BALIK YANG KUTAKUTI.

Sahabatku yang sedang mengupayakan peningkatan kualitas hidupnya, katakanlah ini sebagai kalimatmu sendiri …

Tuhanku Yang Maha Penyayang,

Aku mengerti bahwa yang kulihat dan kurasa sebagai kesulitan adalah sebetulnya pemisah yang Kau taruh antara aku dan rezekiku, agar aku meningkatkan kualitas diriku untuk melampauinya, agar aku sampai pada rezeki baikku itu.

Dan aku juga mengerti bahwa rasa takut adalah hambatan yang memisahkanku dari banyak hal yang sebetulnya sangat ku inginkan.

Tuhanku Yang Maha Pembuka Hati,

Hari ini aku memohon agar Engkau mentenagai kesungguhanku untuk MEMBERANIKAN DIRI untuk melakukan yang selama ini aku takuti.

Sesungguhnya tidak ada orang yang aslinya pemberani. Mereka semua sama takutnya dengan aku, tapi mereka ikhlas memberanikan diri.

Hari ini aku akan memberanikan diri untuk melakukan yang selama ini kuhindari karena memanjakan rasa malas, karena meliarkan penundaan, … yang semuanya bersumber dari kecilnya keberanianku untuk menghadapi kehidupan ini dengan ikhlas, dengan tegas, dan dengan berani.

Semoga dengannya, Engkau membahagiakanku dengan kesehatan yang baik, dengan cinta yang setia, dengan pekerjaan yang merekah dengan keuntungan, dan dengan keluarga yang rukun, yang sejahtera, dan yang panjang umur.

Aamiin



by : MARIO TEGUH

PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP

  1. Pendahuluan 
Tantangan pendidikan nasional yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dari waktu kewaktu meliputi empat hal, yaitu peningkatan: (1) pemerataan kesempatan, (2) kualitas, (3) efisiensi, dan (4) relevansi. Pengenalan pendidikan kecakapan hidup (life skill education) pada semua jenis dan jenjang pendidikan pada dasarnya didorong oleh anggapan bahwa relevansi antara pendidikan dengan kehidupan nyata kurang erat.
Kesenjangan antara keduanya dianggap lebar, baik dalam kuantitas maupun kualitas. Pendidikan makin terisolasi dari kehidupan nyata sehinggu, tamatan pendidikan dari berbagai jenis dan jenjang pendidikan dianggap kurang siap menghadapi kehidupan nyata. Suatu pendidikan dikatakan relevan dengan kehidupan nyata jika pendidikan tersebut sesuai dengan kehidupan nyata. Namun, pertanyaannya adalah kehidupan nyata yang mana? Sementara itu, kehidupan nyata sangat luas dimensi dan ragamnya, misalnya ada kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, kehidupan masyarakat, dan kehidupan bangsa. Kalau mengacu pada Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1998 dan Undang-Undang No.2, Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN), kehidupan nyata itu menyangkut kehidupan peserta didik, kehidupan keluarga, dan kehidupan pembangunan yang meliputi berbagai sektor dan subsector (pertanian, industri, jasa, dsb.).
Kehidupan-kehidupanin i (disebut juga kepentingan) tidak selamanya sejalan satu sama lain, sehingga terjadi apa yang dikenal dengan perbedaan kepentingan antara berbagai kehidupan nyata terhadap pendidikan. Idealnya, pendidikan harus relevan dengan berbagai kehidupan nyata itu. Namun, pada akhirnya perlu diambil keputusan mengenai manakah diantara kehidupan yang akan menjadi prioritas pada suatu kurun waktu tertentu. Dalam kerangka empat strategi dasar kebijakan pendidikan, pendidikan kecakapan hidup menyangkut salah satu strategi, yaitu meningkatkan relevansi pendidikan dengan kehidupan nyata.
Pendidikan sekolah (PS) dan pendidikan luar sekolah (PLS) diselenggarakan untuk meningkatkan kualitas daya pikir, daya kalbu dan daya fisik peserta didik sehingga yang bersangkutan memiliki lebih banyak pilihan dalam kehidupan, baik pilihan kesempatan untuk melanjutkan pndidikan yang lebih tinggi, pilihan kesempatan untuk bekerja maupun pilihan untuk mengembangkan dirinya. Untuk menecapai tujuan tersebut, PS dan PLS perlu memberikan bekal dasar kemampuan kesanggupan dan ketrampilan kepada peserta didik agar mereka siap menghadapi berbagai kehidupan nyata. Telah banyak upaya yang dilakukan dalam memberikan bekal dasar kecakapan hidup, baik melalui pendidikan di keluarga, di sekolah, maupun di masyarakat.
Upaya-upaya tersebut bukan tidak berhasil sama sekali dalam meningkatkan kemampuan, kesanggupan dan keterampilan hidup tamatannya, akan tetapi kehidupan nyata yang memiliki ciri “berubah” telah menuntut PS dan PLS untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian PS dan PLS dituntut menghasilkan tamatanya yang mampu, sanggup, dan terampil untuk menghadapi tantangan hidup yang sarat kompetisi dan kolaborasi sekaligus. Mampu dalam arti tamatan PS dan PLS memiliki kualifikasi yang dibutuhkan bagi kehidupan masa depan. Sanggup dalam arti tamatan PS dan PLS mau, komit, bertanggung jawab dan berdedikasi menjalankan kehidupannya. Terampil dalam arti cepat, cekat, dan tepat dalam mencapai sasaran hidup yang diinginkannya.
Mengingat peserta didik PS dan PLS berada dalam kehidupan nyata, maka salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah mendekatkan pendidikan (kegiatan belajar mengajar) dengan kehidupan nyata yang memiliki nilai-nilai preservative dan progresif sekaligus melalui pengintensifan dan pengefektifan pendidikan kecakapan hidup. Istilah pengintensifan dan pengefekktifan perlu digaris bawahi agar tidak salah persepsi bahwa selama ini tidak diajarkan kecakapan hidup sama sekali dan yang diajarkan adalah kecakapan untuk mati. Kecakapan hidup sudah diajarkan, akan tetapi perlu peningkatan intensitas dan efektivitasnya, sehingga PS dan PLS dapat menghasilkan tamatan yang mampu, sanggup, dan terampil terjun dalam kehidupan nyata nantinya. UUSPN telah mengamantkan pendidikan kecakapan hidup, yang bunyinya: “Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarkatan dan kebangsaan“. Jadi, pendidikan kecakapan hidup bukanlah sesuatu yang baru dan karenanya juga bukan topik yang orisinil. Yang benar-benar baru adalah bahwa kita mulai sadar dan berpikir bahwa relevansi antara pendidikan dengan kehidupan nyata perlu ditingkatkan intensitas dan efektivitasnya.
  1. Kajian Teori
  2. Pengertian
Meskipun kecakapan hidup telah didefinisikan berbeda-beda, namun esensi pengertiannya sama. Brolin (l989) mendefinisikan kecakapan hidup sebagai kontinum pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan oleh seseorang untuk berfungsi secara independen dalam kehidupan. Pendapat lain mengatakan bahwa kecakapan hidup adalah kecakapan sehari-hari yang diperlukan oleh seseorang agar sukses dalam menjalankan kehidupan (http://www.lifeskills-stl.org/page2.html) Malik Fajar (2002) mendefinisikan kecakapan hidup sebagai kecakapan untuk bekerja selain kecakapan untuk berorientasi ke jalur akademik. Sementara itu Tim Broad-Based Education(2002) menafsirkan kecakapan hidup sebagai kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.
Meskipun terdapat perbedaan dalam pengertian kecakapan hidup, namun esensinya sama yaitu bahwa kecakapan hidup adalah kemampuan, kesanggupan, dan keterampilan yang diperlukan oleh seseorang untuk menjalankan kehidupan dengan nikmat dan bahagia. Oleh karena itu, pendidikan kecakapan hidup adalah, pendidikan yang member bekal dasar dan latihan yang dilakukan secara benar kepada peserta didik tentang nilai-nilai kehidupan sehari-hari agar yang bersangkutan mampu, sanggup, dan terampil menjalankan kehidupannya, yaitu dapat menjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya. Dengan definisi tersebut, maka pendidikan kecakapan hidup harus merefleksikan nilai-nilai kehidupan nyata sehari-hari, baik yang bersifat preservative maupun progresif. Pendidikan perlu diupayakan relevansinya dengan nilai-nilai kehidupan nyata sehari-hari. Dengan cara ini, pendidikan akan lebih realistis, lebih kontekstual. Tidak akan mencabut peserta didik dari akarnya, sehingga pendidikan akan lebih bermakna bagi peserta didik dan akan tumbuh subur. Seseorang dikatakan memiliki kecakapan hidup apabila yang bersangkutan mampu, sanggup, dan terampil menjalankan kehidupan dengan nikmat dan bahagia. Kehidupan yang dimaksud meliputi kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, kehidupan tetangga, kehidupan perusahaan, kehidupan masyarakat, kehidupan bangsa, dan kehidupan-kehidupan lainnya. Ciri kehidupan adalah perubahan dan perubahan selalu menuntut kecakapan-kecakapan untuk menghadapinya. Oleh karena itu, sudah sewajarnya jikpa PS dan PLS mengajarkan kecakapan hidup.
  1. Tujuan
Seperti jugpa ada pengertian kecakapan hidup, tujuan pendidikan kecakapan hidup juga bervariasi sesuai kepentingan yang akan dipenuhi. Naval Air Station Antlanta (2002) menuliskan bahwa tujuan pendidikan kecakapan hidup adalah: to promote family strength and growth through education; to teach concepts and principles relevant to family living, to explore personal. attitudes and values, and help members understand and accept the attitudes and values of others; to develop interpersonal skills which contribute to family well-being; to reduce mariage and family conflict and theeby enhance service member productivity; and to encourage on-base delivery of family education program and referral as appropriate to community programs.”i appropriate to community programs. Sementara itu, Tim Broad-Based Education Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa tujuan pendidikan kecakapan hidup adalah untuk: (1) mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi, (2) memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel, sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas, dan (3) mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lingkungan sekolah, dengan member peluang pemanfaatan sumber daya yang ada di masyaakat, sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.
Meskipun bervariasi dalam menyatakan tujuan pendidikan kecakapan hidup, namun konvergensinya cukup jelas yaitu bahwa tujuan utama pendidikan kecakapan hidup adalah menyiapkan peserta didik agar yang bersangkutan mampu, sanggup, dan terampil menjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya di masa datang. Esensi dari pendidikan kecakapan hidup adalah untuk meningkatkan relevansi pendidikan dengan nilai-nilai kehidupan nyata, baik preservatif maupun progresif. Lebih spesifiknya, tujuan pendidikan kecakapan hidup dapat dikemukakan sebagai berikut.
Pertama, memberdayakan aset kualitas batiniyah, sikap, dan perbuatan lahiriyah peserta didik melalui pengenalan (logos), penghayatan (etos), dan pengamalan (patos) nilai-nilai kehidupan sehari-hari sehingga dapat digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya.
Kedua, memberikan wawasan yang luas tentang pengembangan karir, yang dimulai dari pengenalan diri, eksplorasi karir; orientasi karir, dan penyiapan karir. Ketiga, memberikan bekal dasar dan latihan-latihan yang dilakukan secara benar mengenai nilai-nilai kehidupan sehari-hari yang dapat memampukan peserta didik untuk berfungsi menghadapi kehidupan masa depan yang sarat kompetisi dan kolaborasi sekaligus. Keempat, mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya sekolah melalui pendekatan manajemen berbasis sekolah dengan mendorong peningkatan kemandirian sekolah, partisipasi stakeholders, dan fleksibilitas pengelolaan sumber daya sekolah. Kelima, memfasilitasi peserta didik dalam memecahkan permasalahan kehidupan yang dihadapi sehari-hari, misalnya kesehatan mental dan pisik, kemiskinan, kriminal, pengangguran, lingkungan sosial dan pisik, narkoba, kekerasan, dan kemajuan iptek.
  1. Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari pendidikan kecakapan hidup pada PS dan PLS adalah sebagai berikut. Pertama, peserta didik memiliki asset kualitas batiniyah, sikap,dan perbuatan lahiriyah yang siap untuk menghadapi kehidupan masa depan sehingga yang bersangkutan mampu dan sanggup menjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya. Kedua, peserta didik memiliki wawasan luas tentang pengembangan. Karir dalam dunia kerja yang sarat perubahan yaitu yang mampu memilih, memasuki, bersaing, dan maju dalam karir. Ketiga, peserta didik memiliki kemampuan berlatih untuk hidup dengan cara yang benar, yang memungkinan peserta didik berlatih tanpa bimbingan lagi. Keempat, peserta didik memiliki tingkat kemandirian, keterbukaan, kerjasama, dan akuntabilitas yang diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya. Kelima, peserta didik memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk mengatasi berbagai permasalahan hidup yang dihadapi.
  1. Manfaat
Pendidikan kecakapan hidup memberikan manfaat pribadi peserta didik dan manfaat sosial bagi masyarakat. Bagi peserta didik, pendidikan kecakapan hidup dapat meningkatkan kualitas berpikir, k ualitas kalbu, dan kualitas fisik. Peningkatan kualitas tersebut pada gilirannya akan dapat meningkatkan pilihan-pilihan dalam kehidupan individu, misalnya karir, penghasilan, pengaruh, prestise, kesehatan jasmani dan rohani, peluang, pengembangan diri, kemampuan kompetitif, dan kesejahteraan pribadi. Bagi masyarakat, pendidikan kecakapan hidup dapat meningkatkan kehidupan yang maju dan madani dengan indikator-indikator adanya: peningkatan kesejahteraan sosial, pengurangan perilaku destruksif sehingga dapat mereduksi masalah-masalah sosial, dan pengembangan masyarakat yang secara harmonis mampun memadukan nilai-nilai religi, teori, solidaritas, ekonomi, kuasa dan seni (cita rasa).
  1. Konsep Dasar
  2. Tujuan Pendidikan Nasional
Secara normatif, pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Undang-Undang Republik Indonesia No.2, Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional). Berdasarkan tujuan tersebut, maka PS dan PLS bertugas dan berfungsi mempersiapkan peserta didik agar mampu: (1) mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, (2) mengembangkan kehidupan untuk bermasyarakat, (3) mengembangkan kehidupan untuk berbangsa, dan (4) mempesiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi. Konsekuensinya apa yang diajarkan harus menampilkan sosok utuh keempat kemampuan tersebut.
  1. Pendidikan Kecakapan Hidup sebagai Upaya untuk Mencapai Tujuan Pendidikan Nasional
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional sebagaimana ditulis pada butir 2.5.1. diperlukan upaya-upaya yang dapat menjembatani antara siswa dengan kehidupan nyata. Kurikulum yang ada saat ini memang merupakan salah satu upaya untuk menjembataninya, namun perlu ditingkatkan kedekatannya dengan nilai-nilai kehidupan nyata. Bila demikian, pertanyaannya adalah: “Apakah kurikulum yang ada sekarang sudah merefleksikan kehidupan nyata saat ini? Untuk menjawab pertanyaan ini diperlukan kajian yang mendalam terhadap kurikulum yang ada dan terhadap nilai-nilai kehidupan saat ini. Kesenjangan antara keduanya (kurikulum dan kehidupan nyata) merupakan tambahan pengayaan yang perlu diintegrasikan terhadap kurikulum yang ada sehingga kurikulum yang ada saat ini benar-benar merefleksikan nilai-nilai kehidupan nyata.
Pengenalan kecakapan hidup terhadap peserta didik bukanlah untuk mengganti kurikulum yang ada, akan tetapi untuk melakukan reorientasi terhadap kurikulum yang ada sekarang agar benar-benar merefleksikan nilai-nilai kehidupan nyata. Jadi, pendidikan kecakapan hidup merupakan upaya untuk menjembatani kesenjangan antara kurikulum yang ada dengan tuntutan kehidupan nyata yang ada saat ini, bukan untuk merombaknya. Penyesuaian-penyesuaian kurikulum terhadap tuntutan kehidupan perlu dilakukan mengingat kurikulum yang ada memang dirancang per mata pelajaran yang belum tentu sesuai dengan kehidupan nyata yang umumnya bersifat utuh (Tim Broad Based Education Depdiknas, 2002). Selain itu, kehidupan memiliki karakteristik untuk berubah, sehingga sudah sewajarnya jika kurikulum yang ada perlu didekatkan dengan kehidupan nyata. Dalam pandangan ini, maka kurikulum merupakan sasaran yang bergerak dan bukan sasaran yang diam.
Dalam arti yang sesungguhnya, pendidikan kecakapan hidup memerlukan penyesuaian-penyesuaian dari pendekatan supply-driven menuju ke demand-driven. Pada pendekatan supply-driven, apa yang diajarkan cenderung menekankan pada school-based learning yang belum tentu sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai kehidupan nyata yang dihadapi oleh peserla didik. Pada pendekatan demand-driven, apa yang diajarkan kepada peserta didik merupakan refleksi nilai-nilai kehidupan nyata yang dihadapinya sehingga lebih berorientasi kepada life skill-based learning.
Dengan demikian, kerangka pengembagan pendidikan berbasis kecakapan hidup idealnya ditempuh secara berurutan sebagai berikut (Slamet PH, 2002). Pertama, diidentifikasi masukan dari hasil penelitian, pilihan-pilihan nilai, dan dugaan para ahli tentang nilai-nilai kehidupan nyata yang berlaku. Kedua, masukan tersebut kemudian digunakan sebagai bahan, untuk mengembangkan kompetensi kecakapan hidup. Kompetensi kecakapan hidup yang dimaksud harus menunjukkan kemampuan, kesanggupan, dan keterampilan untuk menjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya dalam dunia yang sarat perubahan. Ketiga, kurikulum dikembangkan berdasarkan kompetensi kecakapan hidup yang telah dirumuskan. Artinya, apa yang harus, seharusnya, dan yang mungkin diajarkan pada peserta didik disusun berdasarkan kompetensi yang telah dikembangkan. Keempat, penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup perlu dilaksanakan dengan jitu agar kurikulum berbasis kecakapan hidup dapat dilaksanakan secara cermat. Hal-hal yang diperlukan untuk penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup seperti misalnya tenaga kependidikan (guru), pendekatan-strategi-metode pembelajaran, media pendidikan, fasilitas, tempat belajar dan durasi belajar, harus siap. Kelima, evaluasi pendidikan kecakapan hidup perlu dibuat berdasarkan kompetensi kecakapan hidup yang telah dirumuskan pada langkah kedua. Karena evaluasi belajar disusun berdasarkan kompetensi, maka penilaian terhadap prestasi belajar peserta didik tidak hanya dengan pencil and paper test, melainkan juga dengan performance test dan bahkan dengan evaluasi otentik.
Pendidikan PS dan PLS di masa depan akan menekankan pada kecakapan hidup. Diharapkan, tujuan pendidikan nasional lebih menekankan pada penguasaan kehidupan, kurikulum lebih merefleksikan kehidupan nyata, penyelenggaraannya benar-benar jitu dalam merealisasikan kurikulum berbasis kecakapan hidup yang ditunjukkan oleh guru memiliki penguasaan kehidupan yang kuat, siswa mempelajari kenyataan dan aktif, metode pembelajaran lebih konkrit, kerja tim kuat, media pendidikan menggunakan kenyataan, tempat belajar tidak harus selalu dikelas tetapi juga di kancah/kehidupan, durasi pembelajaran tergantung kompetensi yang ingin dikuasai, referensi tidak selalu berupa buku tetapi juga kehidupan nyata/konteks, pengalaman hidup akan lebih kaya, dan evaluasi belajar lebih menekankan pada autentik.
  1. Jenis Kecakapan Hidup
Kehidupan adalah perubahan. Tamatan PS dan PLS akan menjalani kehidupan, yang berarti mereka harus mampu dan sanggup menghadapi , perubahan dan bahkan mampu dan sanggup menjadi agent of change. Perubahan ada yang tidak diinginkan dan ada yang diinginkan. Perubahan, yang tidak diinginkan akan mengusik kelangsungan hidup manusia, dan perubahan yang diinginkan akan mendukung perkembangan manusia. Agar tamatan PS dan PLS mampu, sanggup, dan terampil menjalan kehidupan, mereka harus diberi bekal kecakapan hidup. Menurut Slamet PH (1997), kecakapan hidup dapat dikategorikan menurut kualitas fisik, akal, kalbu, dan spiritual: (1) kecakapan fisik dapat diukur dari derajad keterampilan, (2) kecakapan akal dapat diukur dari kecerdasan dan variasi daya fikirnya (deduktif, induktif, ilmiah, nalar, rasional, kritis, kreatif, lateral, discovery, exploratory, dan sistem), (3) kecakapan kalbu dapat diukur dari daya rasanya dan daya emosinya (rasa kasih saying, kesopanan, toleransi, kejujuran, disiplin diri, komitmen, dan integritas, dan (4) kecakapan spiritual ditunjukkan oleh derajad keimanan dan ketaqwaan terhadap TuhanYang Maha Esa. Menurut US Department of Labor (1992), peserta didik harus diberi bekal kecakapan hidup yang terdiri dari lima kompetensi (kemampuan mengelola sumber daya, kemampuan inter personal, kemampuan mencari dan menggunakan informasi, kemampuan menggunakan sistem, dan kemampuan rnenggunakan teknologi dalam kehidupan) dan tiga bagian kemampuan elementer (kecakapan elementer dalam baca, tulis, hitung, bicara, mendengar; kecakapan berfikir; dan kualitas personal). Kemudian, the National Training Board (1992) dari Australia mengharuskan agar setiap generasi mudanya memiliki tujuh kompetensi kunci sebagai berikut: collecting, analysing and organising information; communicating ideas and information; planning and organising activities, working with others and in team; using mathematical ideas and techniques; solving problems; and using technology. Sementara itu, United Kingdom melalui General National Vocational Qualification (1993) mengharuskan bahwa setiap penduduknya harus memiliki core skills sebagai berikut: communication, personal skills, problem solving, information technology, and modern language. New Zealand (l994) juga menghendaki semua generasi muda memiliki essential skills sebagai berikut: information skills, communication skills, self-management skills, work and study skills, numeracy skills, problem solving and decision-making skills. Tim Broad-Based Education Depdiknas (2002) memilah kecakapan hidup menjadi lima, yaitu kecakapan personal, kecakapan berfikir rasional, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan kejuruan. Kecakapan personal terlalu sempit definisinya karena hanya difokuskan pada pengenalan diri (self awareness). Padahal kecakapan personal sangat luas dimensinya. Demikian juga, kecakapan berpikir juga hanya disempitkan pada berpikir rasional, padahal kecakapan berpikir juga sangat luas dimensinya, misalnya kecakapan berpikir deduktif induktif, ilmiah, kritis, kreatif, nalar/logik, lateral, discovery, exploratory, dan sistem. Kemudian makna kecakapan akademik juga rancu karena yang dimaksud kecakapan akademik (oleh Tim Broad-Based Education) adalah kecakapan berpikir ilmiah. Tidak jelas perbedaan antara kecakapan berpikir rasional (thinking skill) dan kecakapan berpikir akademik.
Wacana-wacana tersebut di atas mendorong penulis untuk merumuskan kecakapan hidup menjadi dua kategori, yaitu kecakapan hidup yang bersifat dasar dan instrumental. Kecakapan hidup yang bersifat dasar adalah kecakapan yang bersifat universal dan berlaku sepanjang zaman, tidak tergantung pada perubahan waktu dan ruang, dan merupakan fondasi dan sokoguru bagi tamatan PS dan PLS agar bisa mengembangkan kecakapan hidup yang bersifat instrumental. Kecakapan hidup yang bersifat instrumental adalah kecakapan yang bersifat relatif kondisional, dan dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan ruang, waktu, situasi, dan harus diperbaharuhi secara terus menerus sesuai dengan derap perubahan. Mengingat perubahan kehidupan berlangsung secara terus menerus, maka diperlukan kecakapan-kecakapan yang mutakhir, adaptif dan antisipatif. Oleh karena itu, prinsip belajar sekali selesai dan tidak perlu beiajar lagi. tidak relevan lagi. Tamatan PS dan PLS, selain harus belajar sesuatu yang baru (learning), harus juga mampu melupakan pengalaman belajar yang lalu yang tidak lagi relevan lagi dengan kehidupan saat ini (unlearning) dan selalu belajar kembali (relearning). Adapun kategori dimensi kecakapan hidup yang bersifat dasar dan instrumental yang dimaksud dapat dirinci sebagai berikut.
  1. Kecakapan Dasar
Kecakapan dasar meliputi:
(l) Kecakapan belajar terus-menerus
Kecakapan belajar terus menerus (sepanjang hayat) adalah kecakapan yang paling penting dibandingkan dengan semua kecakapan hidup lainnya. Pengetahuan, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kehidupan berubah makin cepat sehingga menuntut tamatan PS dan PLS memiliki kemampuan untuk belajar terus-menerus. Kecakapan ini merupakan kunci yang dapat membuka kesuksesan masa depan. Dengan kecakapan ini, tamatan PS dan PLS mudah menguasai kecakapan-kecakapan lainnya. Karena itu, tamatan PS dan PLS perlu diberi bekal dasar tentang strategi, metode, dan teknik belajar untuk memperoleh dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi baru dalam kehidupannya.
(2) Kecakapan membaca, menulis, menghitung
Tamatan PS dan PLS diharapkan memiliki kecakapan membaca dan menulis secara fungsional, baik dalam bahasa Indonesia maupun salah satu bahasa asing, misalnya bahasa Inggris, Jerman, Perancis, Arab, Jepang, Mandarin, atau yang lain. Kecakapan membaca- memahami dan menafsirkan informasi tertulis dalam surat kabar, majalah, jurnal, dan dokumen. Menulis – mengkomunikasikan pikiran, ide-ide, informasi dan pesan-pesan tertulis dan membuat dokumen-dokumen seperti surat, arahan, bimbingan, pedoman kerja, manual, laporan, grafik, dan diagram alir. Kecakapan menghitung – kemampuan dasar menghitung dan memecahkan masalah-masalah praktis, dengan memilih secara tepat dari teknik-teknik matematika yang ada, dengan atau tanpa bantuan teknologi.
(3) Kecakapanb erkomunikasil:i san,t ertulis,t ergambar,m endengar
Manusia berinteraksi dengan manusia lain melalui komunikasi langsung, baik secara lisan, tertulis, tergambar, dan bahkan melalui kesan pun bisa. Mengingat manusia menggunakan sebagian besar waktunya untuk berkomunikasi dengan orang lain, maka kecakapan berkomunikasi termasuk kecakapan mendengar harus dimiliki oleh tamatan PS dan P LS.
Suatu studi menyimpulkan bahwa kelemahan berkomunikasi akan menghambat pengembangan personal dan professional seseorang. Bahkan para pebisnis memperkirakan bahwa kelemahan berkomunikasi akan menambah pembiayaan usahanya akibat kesalahan yang dibuat. Mengingat era globalisasi telah bergulir, maka penguasaan salah satu bahasa asing (Inggris, Perancis, Arab, Jepang, J erman, Mandarin, dsb) oleh peserta didik merupakan keniscayaan.
(4) Kecakapan berpikir
Tingkat kecakapan berpikir seseorang akan berpengaruh terhadap kesuksesan hidupnya. Mengingat kehidupan manusia sebagian besar dipengaruhi oleh cara berpikir, maka peserta didik perlu diberi bekal dasar dan latihan-latihan dengan cara yang benar tentang kecakapan berpikir deduktif induktil ilmiah, kritis, nalar, rasional, lateral, sistem, kreatif, eksploratif, discovery, inventoryreasoning, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah. Selain itu, peserta didik harus diberi bekal dasar tentang kecintaan terhadap kebenaran, keterbukaan terhadap kritik dan saran, dan berorientasi kedepan.
(5) Kecakapan kalbu: iman (spiritual), rasa dan emosi
Memiliki bangsa kecakapan kalbu yang baik merupakan asset kualitas batiniyah yang sangat bermanfaat bagi kehidupan bangsa. Kecakapan kalbu yang terdiri dari iman (spiritual), rasa, dan emosi merupakan unsur-unsur pembetuk jiwa selain akal. Pada dasarnya jiwa merupakan peleburan iman, rasa, emosi, dan akal. Jiwa merupakan sumber kekuatan dan kendali bagi setiap manusia dalam menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi. Bahkan, baik buruknya suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh baik buruknya kalbu bangsa yang bersangkutan. Erosi kalbu akan berpengaruh sangat dahsyat karena apapun tingginya derajad berpikir seseorang, tetapi jika tidak dilandasi oleh moral, spiritual dan emosional yang baik, hanya kehancuran yang terjadi. Untuk itu peserta didik perlu diberi bekal dasar dan latihan-latihan dengan eara yang benar tentang kecakapan moral, emosional dan spiritual. Integritas, kejujuran, solidaritas, kasih sayang pada orang lain, kesopanan, disiplin diri, menghargai orang lain, hak asasi, kepedulian, toleransi, dan tanggung jawab adalah contoh-contoh kecakapan moral yang perlu diajarkan kepada peserta didik. Iman dan Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kedamaian antar umat beragama, dan toleransi religius, adalah contoh-contoh pendidikan kecakapan iman/spiritual yang merupakan payung bagi pendidikan kecakapan hidup lainnya. Bekerja keras, semangat yang membaja, pintar bergaul, rajin, memiliki keinginan untuk maju, dan upaya-upaya secara konsisten untuk mencapai keinginan untuk maju, adalah contoh-contoh kecakapan emosional yang sangat signifikan kontribusinya terhadap kesuksesan hidup seseorang.
(6) Kecakapan mengelola kesehatan badan
Di mana terdapat kesehatan badan, disitulah terdapat kesehatan jiwa. Manusia diciptakan oleh-Nya dengan martabat tertinggi sehingga yang bersangkutan harus memelihara kesehatan dirinya lebih baik dari pada memelihara barang-barangnya. Oleh karena itu, peserta didik sudah selayaknya diberi bekal dasar tentang pengelolaan kesehatan badan agar yang bersangkutan memiliki kesehatan badan yang prima, bebas penyakit, dan memiliki ketahanan badan yang kuat. Berolahraga secara teratur, makan yang bergizi dan bervitamin, menjaga kebersihan, dan beristirahat cukup merupakan pendidikan kecakapan mengelola kesehatan badan yang harus diterapkan dalam kehidupan peserta didik.
(7) Kecakapan merumuskan keinginan dan upaya-upaya untuk mencapainya
Dua hal yang karakteristik sifatnya dalam kehidupan adalah: (l) adanya keinginan baru, dan (2) upaya-upaya yang diperlukan untuk mencapai keinginan baru tersebut. Kecakapan merumuskan dua hal yang karakteristik ini merupakan bagian penting bagi kehidupan seseorang. Dalam kehidupan banyak dijumpai orang-orang yang kurang mampu merumuskan tujuan hidup yang realistik, dan kalaupun tujuan yang dirumuskan cukup realistic, tidak jarang pula upaya-upaya yang ditempuh kurangs esuai. Kecakapan semacam ini perlu diajarkan kepada peserta didik agar yang bersangkutan mampu menjalani kehidupan secara realistis. Perumusan tujuan study tour dan upaya-upaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan study tour adalah contoh pendidikan kecakapan merumuskan keinginan dan upaya-upaya untuk mencapainya.
(8) Kecakapan berkeluarga dan sosial
Peserta didik hidup dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam keluarga, siswa tersebut berinteraksi dengan ayah, ibu, dan saudara-saudaranya. Peserta didik harus memahami, menghayati, dan menerapkan nilai-nilai kasih sayang, kesopanan, toleransi, kedamaian, keadilan, respek, kecintaan, solidaritas, dan tatakrama sebagai anak terhadap kedua orang tuanya maupun sebagai saudara terhadap saudara-saudaranya. Dalam sekolah, peserta didik harus memahami, menghayati; dan menerapkan ketentuan-ketentuan yang berlaku di sekolah. Dalam masyarakat, peserta didik harus memahami, menghayati dan menerapkan nilai-nilai sosial sebagai berikut: menjunjung tinggi hak asasi manusia, peduli terhadap barang-barang milik publik, kerjasama, tanggung jawab dan akuntabilitas sosial, keterbukaan dan apresiasi terhadap keanekaragaman. Peserta didik harus mampu berkomunikasi, baik secara verbal maupun non-verbal. Kelancaran berkomunikasi, selain memperbanyak kawan, juga untuk memupuk kesehatan mental. Karena peserta didik hidup dalam masyarakat yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan, maka dia harus memiliki kemampuan untuk memimpin dan dipimpin.
2.5.3.2 Kecakapan Instrumental
Kecakapan instrumental meliputi:
  1. Kecakapan memanfaatkan teknologi dalam kehidupan
Teknologi telah merambah ke segala kehidupan dan merupakan alat penggerak utama kehidupan. Bahkan keunggulan teknologi merupakan salah satu faktor daya saing yang ampuh. Salah satu faktor yang membuat negara berkembang tertinggal dengan negara maju adalah ketertinggalan teknologi. Generasi muda harus diberi bekal agar mengapresiasi pentingnya teknologi bagi kehidupan dan mempersiapkannya untuk mempelajari dan mengembangkan teknologi yang ada. Mereka harus dididik bagaimana bekerja dengan jenis-jenis teknologi dan disiapkan agar mereka memiliki kemampuan memanfaatkan teknologi dalam berbagai kehidupan (pertanian, perikanan, peternakan, kerajinan, kerumahtanggan, kesehatan, komunikasii, industry manufaktur, perdagangan, kesenian, pertunujukan, olah raga, konstruksi, transportasi, dan perbankan). Peserta didik perlu dibekali cara-cara memilih teknologi, menggunakannya untuk tugas-tugas tertentu dan cara-cara memeliharanya.
  1. Kecakapan mengelola sumber daya
Peserta didik perlu diberi bekal tentang arti, tujuan dan cara-cara mengidentifikasi, mengorganisasi, merencanakan, dan mengalokasikan sumber daya. Lebih spesifiknya, siswa perlu dilatih: (1) mengelola sumber daya alam; (2) mengelola waktu; (3) mengelola uang, dengan melatih mereka membuat rencana teknis dan anggaran, penggunaannya, dan membuat penyesuaian-penyasuaian untuk mencapai tujuan; (4) mengelola sumber daya ruang, (5) mengelola sumber daya sosial budaya, (6) mengelola peralatan dan perlengkapan, dan (7) mengelola lingkungan.
  1. Kecakapan bekerjasama dengan orang lain
Kehidupan, baik perusahaan, bank, pendidikan, maupun yang lain, yang akan dimasuki oleh tamatan PS dan PLS kelak pada umumnya bersifat kolektif. Tamatan PS dan PLS hanyalah merupakan bagian dari kehidupan tersebut. Mereka nantinya harus bisa bekerjasama secara harmonis dengan orang lain. Karena itu, sejak dini mereka perlu diberi bekal dan latihan: latihan yang dilakukan secara benar tentang cara-cara bekerja sama, menghargai hak asasi orang lain, pentingnya kebersamaan, tanggung jawab dan akuntabilitas perbuatan, keterbukaan, apresiasi keanekaragaman, kemauan baik yang kreatif, kepemimpinan, manajemen negosiasi, dan masih banyak hal-hal lain yang perlu diajarkan.
  1. Kecakapan memanfaatkan informasi
Saat ini dan lebih-lebih di masa mendatang, informasi akan mengalir secara cepat dan deras dalam berbagai kehidupan. Siapa yang tertinggal inforrnasi akan tertinggal pula dalam kehidupannya. Jadi, informasi sudah merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada kehidupan seseorang. Untuk itu, peserta didik perlu dibekali cara-cara mendapatkan dan memanfaatkan aneka ragam informasi yang ada. Mereka harus dididik cara-cara mendapatkan dan mengevaluasi inforrnasi, mengorganisasi dan memelihara informasi, menafsirkan dan mengkomunikasikan informasi, dan menggunakan computer untuk mengolah data agar menjadi informasi.
  1. Kecakapan menggunakan system dalam kehidupan
Kehidupan diciptakan oleh-Nya dalam serba sistem. Oleh karenanya, jika ingin mengenali hakikat (kebenaran seutuhnya) segala yang ada dalam kehidupan, harus mengenali sampai pada sistemnya. Mengenali sampai pada sistemnya ditempuh melalui perbuatan berpikir sistem. Berpikir system adalah berpikir membangun keberadaan hal menurut kriteria sistem. Sistem adalah kumpulan proses berstruktur hirarkis yang terikat pada tujuan. Peserta didik perlu memahami, menghayati, dan menerapkan system dalam kehidupannya. Mereka perlu diberi bekal dasar tentang cara berpikir, cara mengelola, dan cara menganalisis kehidupan sebagai sistem. Mereka harus memahami cara kerja system-sistem kehidupan seperti misalnya bank, perusahaan, sekolah, pertanian, peternakan, dan keluarga. Bahkan dirinya sebagai system harus dikenalinya secara baik.
  1. Kecakapan berwirausaha
Kecakapan berwirausaha adalah kecakapan memobilisasi sumber daya yang ada di sekitarnya untuk mencapai tujuan organisasinya atau untuk keuntungan ekonomi. Seringkali istilah kewirausahaan dikaitkan dengan income generating activities (IGA). Memang kewirausahaan terkait dengan IGA, tetapi kewirausahaan tidak sama dengan IGA. Jika IGA memiliki ciri untuk mencari keuntungan ekonomi, kewirausahaan tidak selalu. Kewirausahaan memiliki ciri-ciri: (1) bersikap dan berpikiran mandiri, (2) memiliki sikap berani menanggung resiko, (3) tidak suka mencari kambing hitam, (4) selalu berusaha menciptakan dan meningkatkan nilai sumber daya, (5) terbuka terhadap umpan balik, (6) selalu ingin perubahan yang lebih baik, (7) tidak pernah merasa puas, terus menerus melakukan inovasi dan improvisasi demi perbaikan selanjutnya, dan (8) memiliki tanggung jawab moral yang baik.
  1. Kecakapan kejuruan, termasuk olah raga dan seni (cita rasa)
Tidak semua peserta didik menyukai keterampilan berpikir, sebagian dari mereka menyukai keterampilan-keterampilan kejuruan seperti misalnya pertanian, peternakan, kerajinan, bisnis, boga, busana, industry, olah raga, dan kesenian (seni kriya, seni music, seni tari, seni lukis, seni suara, dan seni pertunjukan dsb.). Juga tidak semua peserta didik melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi dan karenanya perlu diberi bekal keterampilan kejuruan agar mereka memiliki kemampuan untuk mencari nafkah. Lebih-lebih bagi peserta didik yang berasal dari kalangan marginal secara ekonomi-sosial maka dapat dipastikan bahwa mereka tidak akan melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi dan mereka akan terjun dalam kehidupan. Untuk itu, mereka jelas membutuhkan keterampilan kejuruan yang secara praktis dapat digunakan untuk mencari nafkah.
  1. Kecakapan memilih, menyiapkan dan mengembangkan karir
Setiap tamatan PS dan PLS kelak berharap memiliki karir yang sesuai dengan potensi diirinya dan sesuai dengan peluang yang ada. Selain itu, karir yang dimiliki diharapkan dapat memberikan penghargaan yang layak. Untuk sampai pada harapan tersebut, peserta didik perlu dikenalkan tentang potensi diirinya, jenis-jenis karir yang ada dalam kehidupan, persyaratan untuk memasuki jenis karir tertentu dan disiapkan agar kelak setelah lulus PS dan PLS mampu memilih, menyiapkan, dan mengembangkan karir yang sesuai dengan potensi dirinya. Jangan sampai tamatan PS dan PLS tidak mengenal potensi dirinya sendiri dan jenis-jenis karir yang ada. Karena itu tahap-tahap pendidikan karir yang dimulai dari career awareness, career planning , sampai pada career development perlu dikenalkan kepada semua peserta didik.
  1. Kecakapan menjaga harmoni dengan lingkungan
Peserta didik hidup dalam lingkungan nyata dan lingkungan maya sekaligus. Lingkungan nyata berupa fisik yang dapat dirasakan oleh panca indera seperti tanah, air dan udara. Terhadap lingkungan fisik, peserta didik harus mampu menjaga kesehatan dirinya (kebersihan, ketegaran badan) dan keharmonisan dengan alam sekitarnya (memelihara lingkungan). Lingkungan maya yang juga disebut nirpisik adalah suasana sosial yang dapat ditangkap oleh otak dan dirasakan oleh hati. Terhadap lingkungan maya (nirpisik), peserta didik harus mampu menjaga keharmonisan dengan masyarakat disekitarnya.
  1. Kecakapan menyatukan bangsa berdasarkan nilai-nilai Pancasila
Negara Kesatuan Repuplik Indonesia terdiri dari keanekaragaman kebhinekaan dalam suku, agama, ras, dan asal-usul, tetapi harus tetap menjadi satu (bhineka tunggal ika). Untuk mencapai bhineka tunggal ika diperlukan upaya-upaya nyata, baik melalui PS maupun PLS. Peserta didik perlu diberi bekal kemampuan mengintegrasikan kebhinekaan bangsa berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi hak asasi manusia, menjaga kesatuan bangsa, demokrasi, keadilan sosial, kecintaan terhadap negaranya, kepahlawanan dan apresiasi terhadap para pahlawan, apresiasi terhadap peninggalan budaya, kebebasan dan tanggung jawab, kesadaran sebagai warganegara, adalah contoh-contoh kecakapan hidup untuk menyatukan bangsa berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
  1. Simpulan dan Saran
  2. a. Simpulan
Pendidikan kecakapan hidup adalah pendidikan kemampuan, kesanggupan dan keterampilan yang diperlukan oleh seseorang untuk menjalankan kehidupan dengan nikmat dan bahagia. Pada dasamya, pendidikan kecakapan hidup adalah pendidikan yang memberi bekal dasar dan latihan yang dilakukan secara benar kepada peserta didik tentang nilai-nilai kehidupan sehari-hari agar yang bersangkutan mampu, sanggup dan terampil menjalankan kehidupannya yaitu dapat menjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya. Kecakapan hidup dapat dipilah menjadi dua kategori, yaitu kecakalpan hidup yang bersifat dasar dan instrumental. Kecakapan dasar bersifat universal dan berlaku sepanjang zaman, dan kecakapan instrumental bersifat relative, kondisional, dan dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan ruang, waktu, dan situasi.
  1. b. Saran
Pendidikan kecakapan hidup memang bukan sesuatu yang baru. Yang benar-benar baru adalah bahwa kita mulai sadar dan berfikir bahwa relevansi antara pendidikan dengan nilai-nilai kehidupan nyata perlu ditingkatkan intensitas dan efektivitasnya. Karena itu, yang diperlukan adalah membawa sekolah sebagai bagian dari masyarakat dan bukannya menempatkan sekolah sebagai sesuatu yang berada dimasyarakat. Pendidikan harus merefleksikan nilai-nilai kehidupan sehari-hari, baik yang bersifat preservative dan progresif. Sekolah harus menyatu dengan nilai-nilai kehidupan nyata yang ada di lingkungannya dan mendidik peserta didik sesuai dengan tuntutan nilai-nilai kehidupan yang sedang berlaku. Ini menuntut proses belajar mengajar dan masukan instrumental sekolah seperti misalnya kurikulum, guru. Metodologi pembelajaran, alat bantu pendidikan, dan evaluasi pembelajaran benar-benar realistik, kontekstual, dan bukannya artifisial.

https://umayaika.wordpress.com/category/pendidikan/

jangan bersedih......

1.Jangan bersedih, Allah Maha pengampun dan Maha penerima taubat
2.Jangan bersedih, setipa sesuatu telah ada qada dan qadar
3.Jangan bersedih, kerana kelapangan pasti datang
4. Jangan bersedih, kerana rahmat Allah melimpah ruah
5. Jangan bersedih, memaafkan org yg menyakiti itu lebih baik
6. Jangan bersedih, masih banyak lagi nikmat yg ada pada diri kita
7. Jangan bersedih, dunia ini tidak layak ditangisi
8. Jangan bersedih, banyak cara untuk mengusir kesedihan
9. Jangan bersedih, anggaplah celaan org itu sebagai angin yang lalu
10. Jangan bersedih , hinaan tidak selamanya buruk
11. Jangan bersedih, pilihan Allah adalah yang terbaik
12. Jangan bersedih, selagi anda masih boleh berbuat baik kepada org lain
13. Jangan bersedih, keranan banyak lagi jalan untuk meringankan musibah
14. Jangan bersedih, masih ramai org yang menyayangi anda
15. Jangan bersedih, kerana masih ada kehidupan lain
16. Jangan bersedih, tanyalah dirimu tentang hari ini, kemarin dah esok
17. Jangan bersedih, kesedihan boleh merosakkan badan dan akal fikiran
18. Jangan bersedih, kerana hidup ini bukanuntuk bersedih
19. Jangan bersedih, selagi anda beriman kepada Allah
20. Jangan bersedih, segala yg ada didunia ini tidaklah berharga
21. Jangan bersedih, nikmati lah apa yang anda miliki sekarang
22.Jangan bersedih, bolehjadi cubaan ini adalah anugerah
23. Jangan bersedih, kerana anda berbeza dengan orang lain
24. Jangan bersedih, terkadang kesulitan mengandungi manfaat
25. Jangan bersedih, kehidupan ini lebih singkat dari yg kita jangkakan
26. Jangan bersedih, kesedihan akan membuatkan musuh anda gembira
27. Jangan bersedih, hadapilah kenyataan walaupun pedih
28. Janganbersedih, kerana...segalanya akan berakhir..insya-Allah

Peringatan tentang kesedihan:

Mengingati Allah: hati kan menjadi tenang
Solat: ubat yg mujarab menghilangkan kesedihan
Redha......

Ya Allah izinkan Aku mencintai-Mu

‘Ya Allah, izinkan aku untuk mencintai-Mu melebihi segala yang ada di dunia ini. Izinkan aku mencintai orang yang mencintai-Mu. Izinkan aku mencintai segala perkara yang dapat menjuruskan aku untuk mencintai-Mu… Kaifa ad’uka wa ana ana, ya Wadud. Wa kaifa aqta’i raja’i minka wa Anta Anta ya Rahman. Amin Ya Rabb’
Dunia hari ini tidaklah keterlaluan jika ia disifatkan sebagai dunia yang liar atau asing. Liar dan asing kerana ia tampak begitu berjaya mengasingkan rasa kasih dan cinta kepada al-Khaliq dari benak hati manusia hingga tidak lagi gemar berjinak-jinak dengan Allah SWT.
Akhirnya, segala bentuk cinta dunia yang bersifat sementara pantas mengambil alih takhta di hati manusia. Sehingga cinta palsu menyumbang kepada segala kejahatan dan kerosakan di muka bumi.
Dalam mengingatkan kita mengenai fenomena ini, Sheikh Abu Madyan r.a ada menyatakan yang bermaksud:
“Barang siapa yang sibuk dengan tuntutannya terhadap dunia, niscaya dibalakan dengan kehinaan di dalamnya”. (Lata’if al Minan fi Syarh Hikam Abi Madyan).
Maka di antara bentuk kehinaan itu ialah dipalingkan hati dari merasakan dirinya mendapat bahagian cinta dari Allah SWT dan menyebabkan hilangnya rasa baik sangka terhadap-Nya.
Namun, sejauh manapun manusia itu memalingkan hatinya dari mengingati Pencipta-Nya, tetap jua Pencipta itu mencurahkan belas rahmat, ihsan dan kasih-Nya yang tidak bahagia. Walaupun pada setiap saat dan waktu hamba-hamba-Nya terus  melakukan maksiat dan mengingkari perintah-Nya.
Hal ini, menunjukkan kehebatan dan kebesaran kasih dan cinta Allah SWT terhadap kita semua.
Walau demikian, sehebat manapun cahaya cinta Ilahi di sekeliling kita, ia tidak akan menyinari kehidupan mereka buta mata hatinya. Inilah yang menjadikan jiwa insan kosong dan sunyi walaupun dikelilingi harta kemewahan, anak-pinak dan sahabat handai taulan.
Situasi ini menjadikan dirinya berasa terbebani menunaikan ibadah lantaran jiwanya yang kosong dari nikmat bermesra dan bermunajat ke hadirat Allah SWT. Situasi malang ini mungkin turut melanda para agamawan jika sentuhan manhaj atau madrasah cinta Ilahi ini tidak mereka temukan dan terapkan dalam perjalanan mereka.
Pelbagai Jelmaan Cinta al-Khaliq
Di antara kunci menemukan sentuhan cinta Ilahi adalah dengan kita bertafakur tentang berbagai hakikat keluasan cinta-Nya itu. Sesungguhnya seluas mana pun rasa cinta dan kasih yang dipersembahkan oleh makhluk kepada al-Khaliq tidak sedikit pun mampu menyaingi setitis kasih Allah terhadap hamba-Nya.
Yang demikian itu adalah sifat Allah Yang Mulia di mana rahmat dan kasih sayang-Nya sentiasa mendahului kemurkaan-Nya.
Keharuman kasih Allah SWT kepada manusia turut tersebar wangiannya melalui perutusan Sayyid al-Mursalin Muhammad SAW.
Allah SWT berfirman, maksudnya:
Sesungguhnya Allah telah menganugerahkan karunia-Nya ke atas orang-orang beriman tatkala mengutuskan buat mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri. (ali-’Imran: 164)
Baginda SAW adalah makhluk yang menyebarkan rasa kasih dan kerahmatan ini melalui mutiara kalam, perilaku dan akhlaknya. Maha Suci Allah yang telah mengutus Baginda SAW sebagai penyempurna bagi kemuncak akhlak yang mulia. Baginda SAW bersabda, maksudnya: “Sesungguhnya aku diutuskan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.
Walaupun Allah SWT berhak atas kedudukan-Nya sebagai Khaliq dan Rabb dengan apa cara yang dikehendai-Nya, kita akhirnya menerima risalah-Nya melalui sentuhan cinta makhluk pilihan-Nya, Nabi Muhammad SAW.
Melalui risalah rahmat dan mahabbah (kasih sayang) itu, segala makhluk di muka bumi ini dapat menadah titis-titis rahmat dan kasih Allah SWT mengikut sekadar mana yang diizinkan oleh-Nya. Mereka yang kafir tetap diberi peluang mendengar, meneliti, merenung dan mencari jalan hidayah serta tidak terus diazab berdasarkan kekufurannya.
Kaum munafik tidak diperintahkan agar dibunuh. Bahkan selagi lidahnya menyaksikan “Tiada tuhan selain Allah dan Muhammad itu pesuruh Allah”, maka darah dan hartanya terpelihara di sisi Islam walaupun hakikat kesudahan mereka adalah di tingkat terbawah dari tingkatan neraka.
Demikian juga bagi kaum yang fasiq. Mereka diberi ruang dan peluang mencari jalan hidayah sepanjang kehidupannya dan bertaubat membersihkan diri daripada dosa-dosa lalu, tanpa diturunkan azab secara terus seperti mana yang melanda umat nabi-nabi terdahulu.
Inilah sikap pemurah dan belas kasihan Allah SWT kepada makhluk-Nya, sedangkan Allah SWT tidak sedikitpun berkehendak atau perlu kepada makhluk-Nya seperti firman-Nya dalam hadis qudsi yang bermaksud: “Wahai hamba-hamba-Ku, kalian tidak akan dapat menggunakan sesuatu kemudaratan untuk memudaratkan-Ku dan tidak akan dapat menggunakan sesuatu yang bermanfaat untuk memberikan sesuatu manfaat kepada-Ku”.
Melalui hadis qudsi ini Allah SWT menerangkan bahawa setiap maksiat hamba-Nya itu tidak sedikitpun dapat menggoncang kerajaan dan kekuasaan-Nya atau mengurangkan kehebatan-Nya. Dan setiap ibadat hamba-Nya itu tidak sedikitpun memberi manfaat kepada-Nya.
Bahkan kekallah kerajaan Allah SWT gagah perkasa dan berdiri dengan sendiri-Nya tanpa memerlukan bantuan makhluk-makhluk-Nya.
Maka hakikat sebenar Allah SWT memerintahkan hamba beribadat dan menunaikan perintah-Nya serta meninggalkan larangan-Nya ialah demi kasih sayang dan rahmat-Nya. Ia agar manfaat semua itu kembali kepada para hamba-Nya, juga untuk faedah dan kebaikan mereka sendiri di dunia dan di akhirat.
Peringatan inilah yang zahir dalam firman Allah,
Dan siapa yang berjihad sesungguhnya dia berjihad untuk dirinya sendiri, sesungguhnya Allah adalah Maha Kaya daripada (memerlukan) sekelian alam. (al-Ankabut: 6)
Di antara tanda cinta Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya juga, Dia sentiasa membuka pintu keampunan-Nya kepada mereka yang melampaui batas dan menzalimi diri sendiri dengan melakukan dosa dan maksiat.
Malah, Allah SWT melarang para hamba-Nya berputus asa dari rahmat dan kasih sayang-Nya walau sebesar mana pun dosa dan maksiat yang mereka lakukan.
Allah SWT berfirman yang bermaksud:
Katakanlah, wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas (melakukan dosa), janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah… (al-Zumar: 53)
Allah SWT dengan sifat Pengasih dan Penyayang-Nya membuka seluas-luasnya pintu keampunan buat mereka dengan berbagai jalan. Di antara jalannya adalah memperbanyakkan amal kebajikan karena ia adalah penghapus kejahatan.
Selain itu, memperbanyakkan istighfar memohon keampunan kepada-Nya sebagaimana dalam maksud sebuah hadis qudsi: “Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian melakukan kesalahan (dosa) pada waktu malam dan siang, sedangkan Aku mengampunkan dosa keseluruhannya, maka mohonlah keampunan daripada-Ku, niscaya Aku akan mengampunkan kalian”.
Memperbanyakkan istighfar dan taubat juga adalah tanda seorang mukmin yang benar dan sempurna dalam keimanannya. Oleh kerana itulah, sekalipun Baginda SAW terpelihara daripada melakukan dosa dan maksiat, Baginda selalu istighfar dengan jumlah yang banyak setiap hari.
Menurut Sheikh al Islam Imam al Akbar Dr. Abdul Halim Mahmud r.a, Nabi SAW beristighfar bukan karena melakukan dosa dan kelalaiannya sebab adalah mustahil bagi kedudukan dan darjat Baginda SAW. Sebaliknya, istighfar Baginda SAW adalah istighfar ibadah sebagai suatu munajat dan berlazat-lazat dalam pengabdiannya kepada Allah SWT.
Inilah suatu sisi daripada gambaran keistimewaan dan kesempurnaan Rasulullah SAW bagi sesiapa yang telah dibukakan oleh Allah SWT pintu untuk mengenali-Nya.
Cinta al-Khaliq terhadap makhluk juga, seperti yang dipetik dari kalam Nubuwwah, lebih hebat daripada kasih seorang ibu yang sentiasa bersungguh-sungguh menjaga, mempertahankan dan menjamin keselamatan bayinya yang masih kecil.
Jika kasih ibu dipuja dan dinobatkan begitu tinggi oleh manusia tanpa mengira agama, maka seharusnya cinta dan kasih Tuhan itu lebih dipuji, dipuja dan didaulatkan. Justru, wajarlah cinta Ilahi itu dibalas dengan rasa pengagungan, taat setia dan menjunjung perintah dengan penuh keikhlasan, keazaman dan keluhuran budi.
Para penghulu salafussoleh yang telah sekian lama meninggalkan kita telah pun mengecapi nikmat ini. Nikmat berlezat-lezatan dalam mencintai Allah SWT dan Allah SWT pula mencintai mereka.
Munajat dan rintihan mereka menjadi perhiasan malam hari dalam usaha mendamba kasih-Nya. Mereka benar-benar telah mendambakan cinta dan kasih al-Khaliq. Cahaya kasih itu pula terpancar dari kalam nasihat dan bicara mereka buat umat.
Bicara, nasihat dan pedoman mereka terbit dari hati yang telah disirami dengan cinta al-Khaliq. Lantas apa yang disampaikan benar-benar membekas di hati para pendengarnya. Lalu diamalkan dan dijadikan sebagai manhaj ikutan dalam kehidupan sehingga ke hari ini.
Demikianlah keistimewaan dan keajaiban bagi hati yang telah disinari cahaya kasih dan cinta Allah SWT.
Maka tiada lagi pilihan bagi golongan beriman selain berusaha mencari jalan memburu kasih dan cinta-Nya. Terdapat pelbagai jalan melalui amal kebajikan dan peribadatan untuk meraih kasih-Nya, sebanyak nafas yang keluar masuk di jasad insan.
Memburu cinta Allah juga bererti memburu cinta para kekasih Allah yang boleh menyampaikan kita kepada Allah. Apabila kita dihimpunkan bersama para kekasih Allah SWT yang benar-benar mendapat pandangan khusus dan inayah-Nya, pada saat itulah segala kalam bicara, tindak-tanduk dan seruan kita menjadi cerminan bagi sunnah Penghulu Segala Rasul, Sayyiduna Muhammad SAW.
Semoga kita semua benar-benar dapat mengecapi nikmat cinta Ilahi. Cinta Tuhan Yang Maha Tinggi, yang menyifatkan sifat cinta, kasih dan rahmat pada diri-Nya melalui firman-Nya yang bermaksud:
Dialah Tuhan Yang telah menurunkan hujan setelah mereka (manusia) berputus asa dan Dia sentiasa menyebarkan rahmat-Nya serta Dialah Tuhan yang mengurniakan pertolongan dan Tuhan Yang Maha Terpuji. (asy-Syura: 28).
Wallahu a’lam.
http://liyanadamia7.wordpress.com/2010/04/17/51/

Efek Samping Terlalu Sering Makan Telur

Telur adalah makanan yang banyak dijumpai masyarakat. Telur memiliki kandungan protein yang tinggi, tentu sangat di gemari di kalangan masyarakat. Dengan menggoreng sebutir telur saja sudah dapat menemari sepiring nasi. Telur juga memenuhi gizi bagi tubuh anak yang sedang mengalami pertumbuhan.
Selain memiliki kandungan protein yang tinggi, telur juga menyimpan berbagai nutrisi penting seperti vitamin, mineral, dan antioksidan. Telur juga di percaya dapat meningkatkan stamina sehingga cocok di konsumsi oleh seorang atlet. Namun, kepraktisan telur membuatnya menjadi bahan makanan sehari hari. Namun, ada efek samping yang kurang baik bagi anda yang sering makan telur. Berikut adalah efek samping terlalu sering makan telur:
Kanker
Menurut hasil penelitian, mengkonsumsi telur terlalu banyak dalam sehari dapat mengakibatkan terkena penyakit kanker prostat, terutama pada pria.
Flu burung dan bakteri
Menkonsumsi telur setengah matang memang bagus, dikarenakan kaya akan protein. Tetapi akan menjadi penyebar penyakit flu burung jika telur tersebut mengandung virus H5N. Untuk itu, masaklah telur hingga matang.
Tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke
Telur juga kolestrol yang tinggi, mengkonsumsi telur terlalu banyak dapat memicu terjadi tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke.
Alergi
Bagi orang yang alergi dengan telur ayam, menkonsumsinya terlalu banyak dapat menyebabkan tubuh gatal gatal, terutamanya pada putih telur.
Jerawat
Kebanyakan makan telur juga dapat mengakibatkan wajah berjerawat, tentu sangat membuat para remaja menjadi risih

http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2012/04/08/efek-samping-terlalu-sering-makan-telur/

Manfaat Buah Apel Untuk Kesehatan

Apel merupakan salah satu buah yang cukup mudah ditemui di Indonesia setelah jeruk. Setelah kemarin sempat membahas tentang manfaat buah jeruk, kali ini saya akan sedikit membahas mengenai manfaat buah apel untuk kesehatan. Sehat memang tidak mesti mahal, hanya kita tidak sadar bahwa hal-hal yang sederhana dan sering kita temui juga memiliki manfaat yang tidak kalah dengan yang lainnya yang tentunya lebih mahal. Dan berikut adalah beberapa manfaat buah apel untuk kesehatan
1.      Mencegah Asma
Studi terkini menunjukkan bahwa seorang anak yang mengkonsumsi jus apel setiap hari secara rutin memiliki resiko sangat rendah terkena gangguan pernafasan dibandingkan anak yang hanya mengkonsumsi jus apel sebulan sekali. Selain itu, penelitian lain juga menunjukkan anak yang dilahirkan dari seorang ibu yang gemar mengkonsumsi apel setiap harinya memiliki resiko yang rendah terkena asma, dibandingkan ibu hamil yang tidak mengkonsumsi jus apel.
2.      Mencegah Al-zheimer
Studi yang dilakukan oleh Universitas Cornell menemukan bahwa kandungan quercetin pada apel akan melindungi otak dari radikal bebas yang membahayakan dan memicu penyakit Al-zheimer.
3.      Melindungi tulang
Penelitian di Perancis menemukan bahwa flavonoid yang disebut phloridzin yang terkandung pada apel bermanfaat untuk melindungi wanita pasca-monopause dari masalah osteoporosis, dan meningkatkan massa tulang. Boron, kandungan lain dari apel yang juga berfungsi untuk memperkuat tulang.

4.      Mencegah kanker paru-paru
Berdasarkan studi yang dilakukan pada 10,000 orang, mereka yang mengkonsumsi apel dengan kuantitas paling banyak  memiliki resiko 50% lebih rendah terserang kanker paru-paru. Para peneliti mempercayai adanya kandungan flavonoid, quercetin, dannaringin inilah yang berperan dalam mencegah kanker paru-paru.
5.      Mencegah kanker usus
Dari sebuah studi yang dilakukan pada tikus, tikus yang diberi makan ekstrak kulit apel memiliki resiko 43% lebih rendah terkena kanker saluran pencernaan. Berdasarkan penelitian kandungan pectin pada apel-lah yang menekan resiko kanker pencernaan, dan membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan.

6.      Mencegah Kanker Payudara
Studi yang dilakukan oleh Cornell University melakukan percobaan pada tikus, dan tikus yang makan apel sehari dalam memiliki resiko terkena kanker payudara 17% lebih rendah. Sedangkan tikus yang mengkonsumsi apel 3 kali dalam sehari, memiliki resiko lebih rendah terkena kanker payudara 39%. Meskipun percobaan ini diuji cobakan pada tikus, namun hal ini juga berdampak sama pada manusia.
7.      Mencegah Kanker Hati
Selain itu dari penelitian yang juga dilakukan pada tikus, selain menurunkan resiko terkena kanker pencernaan, pemberian ekstrak kulit apel pada tikus juga menurunkan resiko terserang kanker hati hingga 57%, karena kandungan antioksidan pada apel, yang memiliki fungsi detoksifikasi.
8.      Menurunkan kadar kolesterol
Dalam hal ini apel berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol jahat yang disebut LDL. Seseorang yang mengkonsumsi buah apel setidaknya 2 kali dalam sehari akan menurunkan kadar kolesterol jahat mereka sebanyak 16%.

9.      Mengontrol diabetes
Kandungan pectin pada apel mensuplai galacturonic acid yang akan menurunkan kebutuhan tubuh untuk melepaskan hormon insulin –salah satu hormon penyebab diabetes. Hal ini karena produksi insulin yang tinggi memicu diabetes, oleh karena itu apel juga bermanfaat untuk mengontrol seseorang yang terserang atau memiliki bakat –faktor genetik terserang diabetes.
10.  Mengurangi berat badan
Studi di Brazil menunjukkan bahwa wanita yang mengkonsumsi buah apel atau pir setidaknya 3 sehari selama diat akan lebih cepat menurunkan berat badan, dibandingkan mereka yang tidak memasukkan buah-buahan dalam menu diet.
Sangat banyak ya manfaat buah apel untuk kesehatan kita, malah bisa mencegah penyakit-penyakit mematikan sekalipun seperti Kanker dan lainnya. Jadi jangan remehkan manfaat buah apel ya. 

http://www.tituitbom.com/2012/03/manfaat-buah-apel-untuk-kesehatan.html

Sabtu, 26 Mei 2012

Tentang Aku Slideshow Slideshow

Tentang Aku Slideshow Slideshow: TripAdvisor™ TripWow ★ Tentang Aku Slideshow Slideshow ★ untuk Yogyakarta. Slideshow perjalanan gratis yang menakjubkan di TripAdvisor

Minggu, 13 Mei 2012

♥♥ ♥♥Maaf, Aku Lebih Mencintai-Nya ♥♥ ♥♥


Baru aku sadari betapa bodohnya aku yang tak tahu kalau sebenarnya Dia sangat menyayangiku
Bagaimana tidak,
Dia selalu memenuhi kebutuhanku, menjagaku, dan melindungiku
Dia selalu ada disaat aku senang maupun sedih
Bahkan disaat aku menangis karenamu, Dia selalu ada untuk menenangkan hatiku
Cinta-Nya padaku tak tertandingi oleh siapapun

Namun aku sama sekali tak menyadarinya
Cinta yang seharusnya kuberikan untuk-Nya malah ku berikan padamu
Waktu yang seharusnya ku habiskan untuk berdua bersama-Nya, malah ku habiskan untuk berdua bersamamu

Aku takut Dia akan marah padaku
Aku takut jika Dia tak lagi mencintaiku karena aku tak membalas cinta-Nya

Oleh karena itu aku mohon pengertianmu
Jangan marah jika mulai saat ini rasa cintaku lebih banyak ku berikan pada-Nya
Jangan marah  pula jika mulai saat ini waktuku banyak ku habiskan untuk berlama-lama bersama-Nya
Sungguh kau tidak boleh marah dan cemburu pada-Nya

Maafkan aku, karena aku lebih mencintai-Nya

Yogyakarta,12/05/2012 14:48

Selasa, 08 Mei 2012

KESEDIHANKU

 Luka hatiku belum jua mengering meski musim telah berganti
Apa hatiku yang terlalu ringkih menerima hujaman keangkuhanmu?
Atau memang pedang egomu yang terlalu dalam menancap dalam kalbu?
Entahlah..
Semua sudah terjadi,
Dan tak mungkin dapat ku kembali untuk memperbaiki
Engkau yang pernah ku cintai setulus hati
Mungkin ku harus merelakan dirimu pergi
Dan aku yang pernah kau cintai dalam kata
Mungkin ku harus ikhlas menerima semua

 
(Yogyakarta, 28 Maret 2011 21:15)