Sabtu, 24 Desember 2011
20 tahun di depan mata,,,,
Tidak terasa umurku sudah di penghujung angka 19 tahun,,,
Rasanya baru kemarin aku merasakan timangan ibu,,,
Tidak ada bosannya mengenang masa kecilku itu, masa dimana aku begitu merasakan kesempurnaan sebagai seorang anak,,,
Mendapatkan kasih sayang yang begitu melimpah dari bapak dan ibu tercinta,,,
Senang rasanya saat itu,,,, ^_^
Bapak, ibu,,
Berkat pengorbanan dan perjuanganmu kini aku telah tumbuh menjadi dewasa,,,
Bukan lagi gadis kecil yang dulu sering dimarahi karena malas mandi, malas belajar, atau pun lupa waktu saat main,,,
Aku tahu, di setiap sholatmu namaku tak pernah lepas dari setiap do’a-do’amu,,
Karena aku tahu bahwa engkau punya harapan besar terhadapku,,,
Bukan harapan kalau aku kelak bisa membalas pengorbanan bapak dan ibu selama ini,,,
Bukan harapan kalau aku kelak bisa mengembalikan apa yang telah bapak dan ibu berikan kepadaku selama ini,,,
Tapi harapan tulus dan suci dari orangtua kepada anaknya,,,
Harapan agar aku kelak bisa lebih baik dari ibu dan bapak,,,
Harapan agar aku mendapatkan kebahagiaan,,,
Harapan agar aku tidak diremehkan orang,,,
Dan harapan-harapan lain yang sesungguhnya itu untuk kebaikanku,,
Bapak, ibu,,,
Terimakasih atas semua yang bapak dan ibu berikan selama ini,,,
Aku berjanji akan berusaha menjadi yang engkau harapkan,,,
Kelak akan ku ciptakan senyum terindah di raut wajah bapak dan ibu,,,
Bapak, ibu,,,
Menjadi anakmu adalah anugerah terindah untukku,,,
Semoga aku juga menjadi anugerah terindah untuk bapak dan ibu,,,
(Yogyakarta, 18Desember 2011)
Padamu yang telah Allah amanahi untuk menjadi malaikat pelindung untukku
Tulisan ini ku buat special untuk malaikat cantik yang dikirimkan Allah untuk menjagaku di dunia
Malaikat cantik berhati lembut yang biasa ku panggil ”Ibu”.
16 Januari 1992,
Itu adalah hari pertama aku melihat dunia
Hari yang sama dimana engkau sedang mempertaruhkan nyawa demi melahirkanku
Dan itu sebuah pengorbanan terbesar dari peran seorang ibu.
Satu minggu, satu bulan, hingga satu tahun usiaku
Engkau tetap merawatku dengan penuh kasih sayang
Kadang aku sering menyita waktu istirahatmu dengan menangis tengah malam
Kadang aku sering membuatmu kesal dengan kenakalanku
Tapi itu tak membuatmu lelah untuk tetap merawat dan membesarkanku.
Seiring berjalannya waktu kini aku telah beranjak dewasa
Tak terasa hampir 20 tahun engkau mendidik dan membesarkanku
Tak nampak sedikitpun rasa lelah terpancar dari wajahmu.
Tangan yang dulu masih kuat mengangkat beban, sekarang semakin melemah
Kulit yang dulu kencang, lambat laun mengeriput
Rambut yang dulu hitam legam, kini mulai ditumbuhi rambut-rambut putih
Kini tak terasa engkau semakin menua.
Ibu di usiamu yang sudah tidak muda lagi
Aku ingin sekali membahagiakanmu
Aku ingin menciptakan senyum terindah di wajah ayumu
Senyum terindah yang tercipta karena engkau telah melihat aku menjadi orang yang engkau harapkan
Tanpa do’a ke ridhoanmu aku tak akan pernah bisa menjadi seseorang yang luar biasa
Terimakasih Ibu atas kasih sayang, pengorbanan, keikhlasan, dan kesabaranmu dalam membesarkanku hingga saat ini
Semoga Allah memberikan balasan surga yang indah untukmu nanti
Amien.
“Selamat Hari Ibu”
Aku sayang ibu
Engkau adalah anugerah terindah untukku.
^_^
(Yogyakarta, 21 Desember 2011 22:37)
Jumat, 08 Juli 2011
GLOBALISASI KEBUDAYAAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia.
Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
Globalisasi mengandung suatu pengetian akan hilangnya satu situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh dunia dapat bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan terbukanya satu negara terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain.
Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Di sini penyempitan dunia dapat dipahami dalam konteks institusi modernitas dan intensifikasi kesadaran dunia dapat dipersepsikan refleksif dengan lebih baik secara budaya. Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang. Sebagian orang menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan dunia sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya. Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian globalisasi budaya?
2. Apa pengaruh globalisasi terhadap budaya bangsa?
3. Apa saja tindakan yang mendorong timbulnya globalisasi kebudayaan dan bagaimana cara mengantisipasinya?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian globalisasi budaya.
2. Mengetahui pengaruh globalisasi budaya terhadap budaya bangsa.
3. Mengetahui tindakan yang mendorong timbulnya globalisasi dan cara mengatasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Globalisasi Budaya
Globalisasi sendiri sebenarnya memengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal.
Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan.
Misalnya saja dapat kita lihat dari segi teknologi komunikasi. Sebelum adanya media, untuk saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya kontak fisik menjadi suatu keharusan apabila kita ingin berkomunikasi. Namun, tidak di zaman sekarang ini, dimana media sangat membantu untuk berinteraksi satu dengan yang lainnya tanpa harus berkontak fisik.
Dari segi hal kecil saja globalisasi kebudayaan sangat berpengaruh terhadap perilaku maupun kegiatan yang dilakukan oleh semua lapisan masyarakat. Namun ada baiknya kita tetap menjaga nilai-nilai kebudayaan yang sudah seharusnya tetap dipertahankan. Walaupun globalisasi kebudayaan terus berkembang dan akan semakin banyak perubahan yang akan dihadapi oleh seluruh lapisan masyarakat.
Adapun ciri-ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan antara lain berkembangnya kebudayaan nasional, berkembangnya mode berskala global, banyak turis asing dan pariwisata,dan semakin banyak imigrasi.
B. Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Bangsa
Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia . Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya. Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi) mengkibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri .
Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Di Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya, duapuluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih banyak yang berminat untuk belajar tari tor-tor dan tagading (alat musik batak). Hampir setiap minggu dan dalam acara ritual kehidupan, remaja di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan budaya yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di televisi dan Taman Mini Indonesi Indah (TMII).
Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila dikelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya.
C. Tindakan Yang Mendorong Timbulnya Globalisasi Kebudayaan Dan Cara Mengantisipasi Adanya Globalisasi Kebudayaan
Peran kebijaksanaan pemerintah yang lebih mengarah kepada pertimbangan-pertimbangan ekonomi daripada cultural atau budaya dapat dikatakan merugikan suatu perkembangan kebudayaan. Jennifer Lindsay (1995) dalam bukunya yang berjudul ‘Cultural Policy And The Performing Arts In South-East Asia’, mengungkapkan kebijakan kultural di Asia Tenggara saat ini secara efektif mengubah dan merusak seni-seni pertunjukan tradisional, baik melalui campur tangan, penanganan yang berlebihan, kebijakan-kebijakan tanpa arah, dan tidak ada perhatian yang diberikan pemerintah kepada kebijakan kultural atau konteks kultural. Dalam pengamatan yang lebih sempit dapat kita melihat tingkah laku aparat pemerintah dalam menangani perkembangan kesenian rakyat, di mana banyaknya campur tangan dalam menentukan objek dan berusaha merubah agar sesuai dengan tuntutan pembangunan.
Dalam kondisi seperti ini arti dari kesenian rakyat itu sendiri menjadi hambar dan tidak ada rasa seninya lagi. Melihat kecenderungan tersebut, aparat pemerintah telah menjadikan para seniman dipandang sebagai objek pembangunan dan diminta untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan simbol-simbol pembangunan. Hal ini tentu saja mengabaikan masalah pemeliharaan dan pengembangan kesenian secara murni, dalam arti benar-benar didukung oleh nilai seni yang mendalam dan bukan sekedar hanya dijadikan model saja dalam pembangunan.
Dengan demikian, kesenian rakyat semakin lama tidak dapat mempunyai ruang yang cukup memadai untuk perkembangan secara alami atau natural, karena itu, secara tidak langsung kesenian rakyat akhirnya menjadi sangat tergantung oleh model-model pembangunan yang cenderung lebih modern dan rasional. Aparat pemerintah di sini turut mengatur secara normatif, sehingga kesenian Betawi tersebut tidak lagi terlihat keasliannya dan cenderung dapat membosankan. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak dikehendaki terhadap keaslian dan perkembangan yang murni bagi kesenian rakyat tersebut, maka pemerintah perlu mengembalikan fungsi pemerintah sebagai pelindung dan pengayom kesenian-kesenian tradisional tanpa harus turut campur dalam proses estetikanya. Memang diakui bahwa kesenian rakyat saat ini membutuhkan dana dan bantuan pemerintah sehingga sulit untuk menghindari keterlibatan pemerintah dan bagi para seniman rakyat ini merupakan sesuatu yang sulit pula membuat keputusan sendiri untuk sesuai dengan keaslian (oroginalitas) yang diinginkan para seniman rakyat tersebut. Oleh karena itu pemerintah harus ‘melakoni’ dengan benar-benar peranannya sebagai pengayom yang melindungi keaslian dan perkembangan secara estetis kesenian rakyat tersebut tanpa harus merubah dan menyesuaikan dengan kebijakan-kebijakan politik. Globalisasi informasi dan budaya yang terjadi menjelang millenium baru seperti saat ini adalah sesuatu yang tak dapat dielakkan. Kita harus beradaptasi dengannya karena banyak manfaat yang bisa diperoleh. Harus diakui bahwa teknologi komunikasi sebagai salah produk dari modernisasi bermanfaat besar bagi terciptanya dialog dan demokratisasi budaya secara masal dan merata.
Globalisasi mempunyai dampak yang besar terhadap budaya. Kontak budaya melalui media massa menyadarkan dan memberikan informasi tentang keberadaan nilai-nilai budaya lain yang berbeda dari yang dimiliki dan dikenal selama ini. Kontak budaya ini memberikan masukan yang penting bagi perubahan-perubahan dan pengembangan-pengembangan nilai-nilai dan persepsi dikalangan masyarakat yang terlibat dalam proses ini. Kesenian bangsa Indonesia yang memiliki kekuatan etnis dari berbagai macam daerah juga tidak dapat lepas dari pengaruh kontak budaya ini. Sehingga untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan-perubahan diperlukan pengembangan-pengembangan yang bersifat global namun tetap bercirikan kekuatan lokal atau etnis. Globalisasi budaya yang begitu pesat harus diantisipasi dengan memperkuat identitas kebudayaan nasional.
Berbagai kesenian tradisional yang sesungguhnya menjadi aset kekayaan kebudayaan nasional jangan sampai hanya menjadi alat atau slogan para pemegang kebijaksanaan, khususnya pemerintah, dalam rangka keperluan turisme, politik dsb. Selama ini pembinaan dan pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan lembaga pemerintah masih sebatas pada unsur formalitas belaka, tanpa menyentuh esensi kehidupan kesenian yang bersangkutan. Akibatnya, kesenian tradisional tersebut bukannya berkembang dan lestari, namun justru semakin dijauhi masyarakat. Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh kesenian rakyat cukup berat. Karena pada era teknologi dan komunikasi yang sangat canggih dan modern ini masyarakat dihadapkan kepada banyaknya alternatif sebagai pilihan, baik dalam menentukan kualitas maupun selera. Hal ini sangat memungkinkan keberadaan dan eksistensi kesenian rakyat dapat dipandang dengan sebelah mata oleh masyarakat, jika dibandingkan dengan kesenian modern yang merupakan imbas dari budaya pop. Untuk menghadapi hal-hal tersebut di atas ada beberapa alternatif untuk mengatasinya, yaitu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM ) bagi para seniman rakyat. Selain itu, mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan pelindung, dan bukan sebaliknya justru menghancurkannya demi kekuasaan dan pembangunan yang berorientasi pada dana-dana proyek atau dana-dana untuk pembangunan dalam bidang ekonomi saja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Globalisasi kebudayaan sangat berpengaruh terhadap perilaku maupun kegiatan yang dilakukan oleh semua lapisan masyarakat. Namun ada baiknya kita tetap menjaga nilai-nilai kebudayaan yang sudah seharusnya tetap dipertahankan. Walaupun globalisasi kebudayaan terus berkembang dan akan semakin banyak perubahan yang akan dihadapi oleh seluruh lapisan masyarakat.
Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia . Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya. Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi) mengkibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri.
Untuk mengatasi globalisasi budaya dengan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM ) bagi para seniman rakyat. Selain itu, mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan pelindung, dan bukan sebaliknya justru menghancurkannya demi kekuasaan dan pembangunan yang berorientasi pada dana-dana proyek atau dana-dana untuk pembangunan dalam bidang ekonomi saja.
SUMBER
http://www.unjabisnis.net/2011/04/pengaruh-globalisasi-terhadap.html (11/06/2011 13:32)
http://artikaamanda.blogspot.com/2011/03/globalisasi-kebudayaan.html (11/06/2011 14:06)
Minggu, 12 Juni 2011
PENGARUH RENDAHNYA TINGKAT KESEJAHTERAAN GURU SD TERHADAP MUTU PENDIDIKAN
Oleh :
Hikmah Nurbaeti
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Untuk membangun sebuah negara yang maju dan berkembang dibutuhkan generasi muda yang memiliki kecerdasan dan kemampuan yang tinggi. Salah satu upaya untuk mewujudkannya adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan modall yang penting dan utama untuk membentuk generasi muda yang berkualitas. Suatu negara tidak akan mampu bangkit dari keterpurukan tanpa adanya pendidikan. Pendidik atau guru merupakan komponen penting dalam menentukan keberhasilan proses pendidikan. Tanpa adanya guru yang profesional tidak akan tercetak para generasi muda yang diharapkan bangsa.
Namun dalam kenyataannya, masih banyak guru yang belum memiliki kinerja yang profesional. Banyak yang mengatakan penyebab dari ketidak profesionalan kinerja mereka karena rendahnya tingkat kesejahteraan guru. Rendahnya tingkat kesejahteraan guru juga akan berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Untuk lebih jelasnya, dalam makalah ini akan dibahas sekilas tentang guru SD dan pengaruh tingkat kesejahteraannya terhadap mutu pendidikan.
- Rumusan masalah
1. Bagaimana kriteria guru SD yang baik ?
2. Bagaimana tingkat kesejahteraan guru SD ?
3. Apa saja pengaruh tingkat rendahnya kesejahteraan guru SD terhadap mutu pendidikan ?
4. Apa saja solusi yang diberikan untuk meningkatkan kesejahteraan guru SD ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui bagaimana kriteria guru SD yang baik.
2. Mengetahui bagaimana tingkat kesejahteraan guru SD.
3. Mengetahui pengaruh-pengaruh rendahnya tingkat kesejahteraan guru SD terhadap mutu pendidikan.
4. Mengetahui solusi-solusi yang diberikan untuk meningkatkan kesejahteraan guru SD.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kriteria Guru SD yang Baik
Keberhasilan pendidikan yang diberikan pada masa Sekolah Dasar (SD) sangat menentukkan keberhasilan pendidikan pada jenjang selanjutnya. Pada saat anak masih SD peluang untuk mengembangkan potensi mereka masih sangat luas. Oleh karena itu, peran seorang guru sangatlah penting untuk mendidik dan mengembangkan potensi mereka secara maksimal.
Dalam dunia pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD) kita mengenal adanya istilah Guru Kelas, yaitu guru yang bertanggungjawab atas kelas tertentu dan mengajarkan semua mata pelajaran yang ditetapkan untuk kelas itu. Adanya peraturan seperti di atas tentu ada maksudnya. Pada masa awal proses pembelajaran, anak lebih mudah menangkap ilmu yang diberikan oleh guru, apabila ia merasakan bahwa yang mengajar adalah seorang yang dekat kepadanya. Guru Kelas yang setiap hari selama berjam-jam bersama dengan murid kelasnya menimbulkan rasa kedekatan itu. Selain itu guru kelas memperkuat perasaan itu dengan menunjukkan sikap bahwa ia psikologi dan terutama aplikasinya. Sudah semestinya pendidikan mengandung kemampuan memimpin secara efektif.
Seorang guru kelas juga harus menguasai ilmu pengetahuan yang mendasari semua mata pelajaran yang harus diajarkan. Pelajaran-pelajaran tersebut antara lain Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, Bahasa Indonesia, Matematika, Kesenian, dan Olahraga. Hanya pendidikan agama yang tidak diajarkan oleh guru kelas. , karena di dalam kelas pasti ada murid yang berbeda agamanya. Meskipun ada Guru Agama tersendiri, namun Guru Kelas tetap mempunyai kewajiban untuk memperkuat pendidikan budi pekerti kepada anak didiknya.
Selain pendidikan kurikuler, guru juga perlu memberikan pelajaran ekstra kurikuler diluar jam pelajaran. Pelajaran ekstra kurikuler tersebut antara lain pelajaran olahraga seperti sepak bola, basket, dan voli. Selain itu dapat juga diberikan pelajaran kesenian seperti menyanyi, menari, dan menggambar. Tujuan dari pemberian pelajaran ekstra kurikuler adalah untuk lebih mengembangkan potensi dan bakat anak sehingga dari kecil anak sudah muncul bakat dan potensinya dan akan lebih mudah untuk mengembangkan lagi seiring bertambahnya usia.
B. Tingkat kesejahteraan Guru SD
Kesejahteraan itu sendiri memiliki pengertian suatu keadaan yang baik, makmur, dan merasa tercukupi kebutuhannya. Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan. Terlebih lagi guru SD, mereka sangat menentukan kualitas anak didik mereka sejak dini. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh sejauh mana kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar-mengajar. Namun demikian, posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional mengajar dan tingkat kesejahteraannya.
Ukuran kesejahteraan sangat sulit bila hanya diukurmelalui kecukupan dari segi materi saja. Oleh sebab itu, tingkat kesejahteraan seorang guru dapat dilihat melalui indikator-indikator sebagai berikut :
1) Penghasilan setiap bulan mampu mencukupi kebutuhan pokok keluarga sehari-hari secara tetap dan berkualitas.
2) Kebutuhan pendidikan keluarga dapat terpenuhi secara baik dan optimal.
3) Memiliki kemampuan untuk mengembangkan pendidikan berkelanjutan serta mengembangkan diri secara profesional.
4) Memiliki kemampuan untuk mengembangkan komunikasi ke berbagai arah sesuai dengan kapasitasnya, baik dengan memanfaatkan teknologi maupun secara konvensional.
- Pengaruh Rendahnya Tingkat Kesejahteraan Guru SD Terhadap Mutu Pendidikan
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh bagaimana cara guru mendidik anak didiknya melalui proses belajar mengajar. Guru SD yang merupakan pendidik tahap awal dituntut untuk lebih professional dalam mengajar. Namun pada kenyataannya kita sering menjumpai guru yang kurang professional dalam mengajar.
Pada hakekatnya kewajiban seorang guru adalah mengajar dengan sungguh-sungguh, dan hak sebagai seorang guru ialah mendapatkan kesejahteraan yang cukup. Misal gaji yang diberikan dapat mencukupi kebutuhan keluarga, baik kebutuhan sandang, pangan, kesehatan, dan pendidikan. Namun pada kenyataannya gaji seorang guru SD sering kali tidak mencukupi kebutuhannya selama satu bulan penuh. Oleh karena itu, ia harus mencari cara unruk mencukupi kebutuhannya. Mungkin ia mengajar di tempat lain, menjadi guru les, atau melakukan pekerjaan lain yang tak ada sangkut pautnya dengan mengajar seperti menjadi petani, pedagang, dan pemilik warung makan. Akibatnya ia tidak dapat memusatkan perhatiannya kepada pekerjaan mengajar di sekolah di mana ia ditugaskan. Karena mereka lebih fokus terhadap bisnis yang sedang mereka geluti. Lama-lama mereka menjadi lupa akan kewajibannya sebagai seorang guru. Padahal sebagai guru SD, mereka diharapkan dapat menjadi pendidik yang baik agar dapat mendidik anak didik mereka dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat yang dapat dijadikan bekal untuk menempuh pendidikan di jenjang yang lebih tinggi.
Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor, diantaranya adalah karena rendahnya tingkat kesejahteraan guru. Selain itu masalah lain yang muncul akibat rendahnya tingkat kesejahteraan guru SD adalah rendahnya minat para generasi muda untuk menjadi guru SD. Karena mereka menganggap bahwa menjadi guru SD itu sulit tetapi gaji yang mereka dapatkan tidak sesuai dengan profesi mereka. Sehingga yang menjadi Guru SD hanya mereka yang tidak memperoleh tempat atau pekerjaan di sektor kehidupan lainnya. Dalam kondisi seperti itu tidak mungkin kita mengadakan pendidikan SD yang kita inginkan.
D. Solusi Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Guru SD
Rendahnhya tingkat kesejahteraan guru SD yang akhir-akhir ini banyak terjadi perlu mendapatkan penanganan yang serius oleh pemerintah. Karena jika hal ini dibiarkan terus menerus, maka semakin lama mutu pendidikan di negara ini akan semakin memburuk. Selain itu citra guru SD yang pada zaman dahulu dikenal sebagai profesi yang sangat dihormati dan terpandang semakin lama akan dianggap sebagai profesi rendahan dibanding dengan profesi lain seperti dokter, pilot, pengusaha, dan jurnalistik.
Dengan adanya UU Guru dan Dosen, barangkali kesejahteraan guru dan dosen (PNS) agak lumayan. Pasal 10 UU itu sudah memberikan jaminan kelayakan hidup. Di dalam pasal itu disebutkan guru dan dosen akan mendapat penghasilan yang pantas dan memadai, antara lain meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, dan/atau tunjangan khusus serta penghasilan lain yang berkaitan dengan tugasnya. Mereka yang diangkat pemkot/pemkab bagi daerah khusus juga berhak atas rumah dinas.
Selain mengeluarkan Undang-Undang, solusi yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan guru SD antara lain dengan memperbaiki gaji guru sesuai dengan sikapnya bahwa pendidikan amat penting bagi masa depan bangsa. Dan Pemerintah memang berkewajiban untuk meninjau kembali penentuan gaji bagi Pegawai Negeri Sipil kalau bersikap konsekuen untuk mengakhiri KKN di Indonesia. Bagi guru yang bekerja di SD Swasta tentu gajinya diterima dari yayasan yang menyelenggarakan SD itu.
Jumat, 10 Juni 2011
ANTARA MAYA DAN NYATA
Kuselesaikan rangkaian kalimat ini.
Dalam senyum dan air mata.
Entah apa yang aku rasa saat ini.
Aku pun tak mengerti.
Semua terasa mengambang.
Antara maya dan nyata.
Itulah sosokmu dalam hatiku. . .
(Banjarnegara, 3 Mei 2010)
Dalam senyum dan air mata.
Entah apa yang aku rasa saat ini.
Aku pun tak mengerti.
Semua terasa mengambang.
Antara maya dan nyata.
Itulah sosokmu dalam hatiku. . .
(Banjarnegara, 3 Mei 2010)
KU SIMPAN SAJA DISINI
Kapan kau akan mengerti bahwa aku juga punya rasa itu.
Rasa yang dulu pernah kau ungkapkan.
Namun kini semua tinggal cerita.
Kau terlalu cepat melupakanku.
Sebelum aku menyapamu dengan cintaku.
Hatimu terlalu keras untuk ku luluhkan.
Hatimu terlalu jauh untuk ku sentuh.
Kau berlalu pergi bersama lukamu.
Dan aku tetap disini bersama lukaku.
Rasa ini begitu indah untuk dilupakan.
Lebih baik kusimpan saja disini. . .
Di hatiku. . .
(Banjarnegara, 3 Mei 2010)
Rasa yang dulu pernah kau ungkapkan.
Namun kini semua tinggal cerita.
Kau terlalu cepat melupakanku.
Sebelum aku menyapamu dengan cintaku.
Hatimu terlalu keras untuk ku luluhkan.
Hatimu terlalu jauh untuk ku sentuh.
Kau berlalu pergi bersama lukamu.
Dan aku tetap disini bersama lukaku.
Rasa ini begitu indah untuk dilupakan.
Lebih baik kusimpan saja disini. . .
Di hatiku. . .
(Banjarnegara, 3 Mei 2010)
SEWAJARNYA SAJA
Perlakukan aku sewajarnya saja.
Tak perlu begitu memuja.
Karena aku memang tak pantas dipuja.
Cintai aku secukupnya saja.
Tak perlu begitu mendamba.
Karena cinta teragung hanya tertuju kepada-Nya.
Ketahuilah kasih, sikapmu yang begitu baik sebenarnya menjadi beban di hati ini.
Memang ku bahagia.
Tapi aku juga takut.
Takut jika suatu saat akan membuatmu sakit.
Aku ini wanita biasa.
Yang bisa salah.
Yang bisa sakit.
Karena disakiti ataupun menyakiti.
Yang ku pinta padamu hanya itu.
Karena bila kelak ku tak bisa lagi di sampingmu.
Tak begitu ada kecewa yang mendalam di hatimu, juga di hatiku.
(Banjarnegara, 6 Mei 2010)
Tak perlu begitu memuja.
Karena aku memang tak pantas dipuja.
Cintai aku secukupnya saja.
Tak perlu begitu mendamba.
Karena cinta teragung hanya tertuju kepada-Nya.
Ketahuilah kasih, sikapmu yang begitu baik sebenarnya menjadi beban di hati ini.
Memang ku bahagia.
Tapi aku juga takut.
Takut jika suatu saat akan membuatmu sakit.
Aku ini wanita biasa.
Yang bisa salah.
Yang bisa sakit.
Karena disakiti ataupun menyakiti.
Yang ku pinta padamu hanya itu.
Karena bila kelak ku tak bisa lagi di sampingmu.
Tak begitu ada kecewa yang mendalam di hatimu, juga di hatiku.
(Banjarnegara, 6 Mei 2010)
PENGARUH ASAS PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT TERHADAP KEMANDIRIAN MASYARAKAT
Oleh :
Hikmah Nurbaeti
Abstrak :
Pendidikan sepanjang hayat (life long education) adalah sebuah sistem pendidikan yang dilakukann oleh manusia ketika lahir sampai meninggal dunia. Peserta didik belajar melalui suatu proses belajar yang berlangsung secara bertahap dimulai dari timbulnya motivasi, dilanjutkan perhatian pada pelajaran, menerima dan mengingat, reproduksi, generalisasi, diakhiri dengan melaksanakan tugas belajar dan memberikan umpan balik atas hasil belajar. Proses belajar akan mampu membuat manusia tumbuh dan berkembang sehingga berkemampuan, menjadi dewasa dan mandiri. Dalam pengembangan sikap dan perilaku mandiri, pendidikan non formal dapat berperan untuk membantu peserta didik sehingga ia dapat menyadari dan mengakui potensi dan kemampuan dirinya.
PENDAHULUAN
Pendidikan pada dasarnya adalah proses komunikasi yang didalamnya mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai dan ketrampilan-ketrampilan, di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung sepanjang hayat, dari generasi ke generasi (Dwi Siswoyo, 2008: 25). Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa hampir dari seluruh kegiatan manusia yang bersifat positif dapat dianggap bahwa mereka telah melakukan proses pendidikan.
Tujuan pendidikan secara luas antara lain adalah untuk meningkatkan kecerdasan, membentuk manusia yang berkualitas, terampil, mandiri, inovatif, dan dapat meningkatkan keiman dan ketakwaan. Oleh karena itu, pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk dapat melangsungkan kehidupan sebagai makhluk individu, sosial dan beragama.
Di sinilah peran lembaga pendidikan baik formal maupun non formal untuk membantu masyarakat dalam mewujudukan tujuan pendidikan yang telah disampaikan di atas, melalui pendidikan sepanjang hayat manusia diharapkan mampu menjadi manusia yang terdidik
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan sepanjang hayat (life long education) adalah sebuah sistem pendidikan yang dilakukann oleh manusia ketika lahir sampai meninggal dunia. Pendidikan sepanjang hayat merupakan fenomena yang sudah tidak asing lagi. Melalui pendidikan sepanjang hayat, manusia selalu belajar melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari atau pengalaman yang telah dialami. Konsep pendidikan sepanjang hayat tidak mengenal batas usia, semua manusia baik yang masih kecil hingga lanjut usia tetap bisa menjadi peserta didik, karena cara belajar sepanjang hayat dapat dilakukan dimanapun, kapanpun, dan oleh siapapun.
Menurut pendapat Sudjana (2001: 217-218) pendidikan sepanjang hayat memberikan arah supaya pendidikan nonformal dikembangkan di atas prinsip-prinsip pendidikan di bawah ini :
1. Pendidikan hanya akan berakhir apabila manusia telah meninggal dunia.
2. Pendidikan sepanjang hayat merupakan motivasi yang kuat bagi peserta didik untuk merencanakan dan melakukan kegiatan belajar secara terorganisi dan sistimatis.
3. Kegiatan belajar bertujuan untuk mempeoleh, memperbaharui, dan meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang telah dimiliki.
4. Pendidikan memiliki tujuan-tujuan berangkai dalam memenuhi kebutuhan belajar dan dalam mengembangkan kepuasan diri setiap manusia yang melakukan kegiatan belajar.
5. Perolehan pendidikan merupakan prasyarat bagi perkembangan kehidupan manusia, baik untuk meningkatkan kemampuannya, agar manusia selalu melakukan kegiatan belajar guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
B. Tahap Proses Belajar Pendidikan Sepanjang Hayat
Tahapan belajar manusia pada dasarnya terdiri dari dua bagian. Bagian yang pertama ialah proses belajar yang tidak dapat dilihat oleh panca indera, karena proses belajar terjadi dalam pikiran seseorang yang sedang melakukan kegiatan belajar. Proses ini sering disebut dengan proses intern. Bagian yang kedua disebut proses belajar ekstern, proses ini dapat menunjukkan apakah dalam diri seseorang telah terjadi proses belajar yang ditandai dengan adanya perubahan ke arah yang lebih baik.
Menurut Suprijanto (2007) proses belajar yang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar berlangsung melalui enam tahapan yaitu :
1. Motivasi
Yang dimaksud motivasi di sini adalah keinginan untuk mencapai suatu hal. Apabila dalam diri peserta didik tidak ada minat untuk belajar, tentu saja proses belajar tidak akan berjalan dengan baik. Jika demikian halnya, pendidik harus menumbuhkan minat belajar tersebut dengan berbagai cara, antara lain dengan menjelaskan pentingnya pelajaran dan mengapa materi itu perlu dipelajari.
2. Perhatian pada Pelajaran
Peserta didik harus dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran. Apabila hal itu tidak terjadi maka proses belajar akan mengalami hambatan. Perhaian peserta ini sangat tergantung pada pembimbing.
3. Menerima dan Mengingat
Setelah memperhatikan pelajaran, seorang peserta didik akan mengerti dan menerima serta menyimpan dalam pikirannya. Tahap menerima dan mengingat ini harus terjadi pada diri orang yang sedang belajar. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan dan pengingatan ini, seperti struktur, makna, pengulangan pelajaran , dan interverensi.
4. Reproduksi
Dalam proses belajar, seseorang tidak hanya harus menerima dan mengingat informsasi baru saja, tetapi ia juga harus dapat menemukan kembali apa-apa yang pernah dia terima. Agar peserta didik mampu melakukan reproduksi, pendidik perlu menyajikan pengajarannya dengan cara yang mengesankan.
5. Generalisasi
Pada tahap generalisasi ini, peserta didik harus mampu menerapkan hal yang telah dipelajari di tempat lain dan dalam ruang lingkup yang lebih luas. Generalisasi juga dapat diartikan penerapan hal yang telah dipelajari dari situasi yang satu ke situasi yang lain.
6. Menerapkan Apa yang Telah Diajarkan serta Umpan Balik
Dalam tahap ini, peserta didik harus sudah memahai dan dapat menerapkan apa yang telah diajarkan. Untuk meyakinkan bahwa peserta didik telah benar-benar memahami, maka pembimbing dapat memberikan tugas atau tes yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Tes yang diberikan pun dapat berupa tes tertulis maupun lisan. Selanjutnya, pendidik berkewajiban memberikan umpan balik berupa penjelasan mana yang benar dan mana yang salah. Dengan umpan balik seperti itu, peserta didik dapat mengetahui seberapa ia memahami apa yang diajarkan dan dapat mengoreksi dirinya sendiri.
C. Membentuk Kemandirian Melalui Pendidikan Sepanjang hayat.
Setiap manuusia yang lahir di dunia ini tidak langsung dapat hidup mandiri. Di awal kehidupannya, ia akan membutuhkan bantuan dari orang lain, bahkan cenderung tergantung terhadap orang lain. Sejak bayi hingga anak-anak ia akan sangat membutuhkan peran keluarga dan orang-orang di sekitarnya agar dapat membantu ia untuk bertahan hidup. Namun seiring pertumbuhannya, sedikit demi sedikit ia akan mampu mengurangi tingkat ketergantungannya kepada orang lain, sehingga lama kelamaan ia dapat menjadi manusia yang mandiri.
Menurut Sudjana (2001: 227-228) perubahan sikap dan perilaku di atas, yaitu dari menggantungkan diri kepada orang lain ke arah sikap yang mandiri, merupakan indikator orang terdidik. Di pihak lain seseorang yang hidupnya hanya menggantungkan diri kepada orang lain di sebut orang yang belum atau tidak terdidik.
Pembelajaran merupakan proses yang meliputi mengajar dan belajar. Belajar adalah proses mengkonstruksi pengetahuan dan abstraksi pengalaman baik alami maupun manusiawi (Jurnal Ilmiah VISI PTK-PNF, 2006: Vol. 1) Proses belajar akan mampu membuat manusia tumbuh dan berkembang sehingga mampu menjadi dewasa dan mandiri. Manusia mengalami perubahan dari yang sebelumnya selalu tergantung kepada orang lain menjadi manusia yang mandiri, bahkan justru akan mampu membantu orang lain. Perubahan seperti ini seharusnya terus terjadi sepanjang hayat selama manusia tersebut masih hidup. Namun pada kenyataannya, sebagian besar manusia berhenti belajar setelah mereka merasa cukup dewasa. Padahal pada dasarnya perubahan-perubahan sikap menuju arah yang lebih baik harus selalu dilakukan untuk mempersiapkan diri terhadap perubahan-perubahan yang timbul seperti halnya perubahan dalam bidang kemajuan teknologi dan pengetahuan. Mereka yang terus melakukan proses belajar akan dapat mengikuti perubahan yang ada, sedangkan mereka yang berhenti untuk belajar akan merasakan kesulitan dalam menghadapi perubahan dan akan cenderung menjadi manusia yang kurang mandiri.
Sudjana (2001: 228) berpendapat bahwa dalam pengembangan sikap dan perilaku mandiri, pendidikan luar sekolah dapat berperan untuk membantu peserta didik sehingga ia dapat menyadari dan mengakui potensi dan kemampuan dirinya. Peserta didik perlu dibantu untuk mampu berdialog dengan dirinya dan lingkungannya. Program-program pendidikan non formal diarahkan untuk memotivasi peserta didik dalam upaya mengaktualisasi potensi diri, berpikir, dan berbuat positif terhadap lingkungan, serta mencapai kepuasan diri dan bermakna bagi lingkungan.
PENUTUP
Pendidikan sepanjang hayat (life long education) adalah sebuah sistem pendidikan yang dilakukann oleh manusia ketika lahir sampai meninggal dunia. Pendidikan sepanjang hayat merupakan fenomena yang sudah tidak asing lagi. Melalui pendidikan sepanjang hayat, manusia selalu belajar melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari atau pengalaman yang telah dialami. Konsep pendidikan sepanjang hayat tidak mengenal batas usia, semua manusia baik yang masih kecil hingga lanjut usia tetap bisa menjadi peserta didik, karena cara belajar sepanjang hayat dapat dilakukan dimanapun, kapanpun, dan oleh siapapun.
Tujuan dari proses belajar sepanjang hayat adalah untuk mengembangkan diri, memberikan kemampuan peserta didik untuk berbuat seperti orang lain, membebaskan dari kebodohan, menjadi manusia yang kreatif, sensitive, dan dapat berperan aktif dalam proses pembangunan. untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan diri, memberikan kemampuan kepada peserta didik agar dapat berbuat seperti orang lain, menumbuhkan sikap mandiri, terampil, terbuka terhadap perubahan kemajuan teknologi, untuk mendorong inklusi sosial dan keperluan masyarakat, bagaimana pendidikan masyarakat dapat berkontribusi untuk membangun masyarakat yang demokratis dan adil (Adult Education Quarterly, 2005: vol. 55)
DAFTAR PUSTAKA
Hill, Lilian H.2005. Community Education, Lifelong Learning, and Social Inclusion. Adult Education Quarterly, volume 5 nomor 2, February 2005: 151-153.
Siswoyo, Dwi, Dkk. 2008. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sudjana. 2001. Pendidikan Luar Sekolah.Bandung: Falah Production.
Suprijanto. 2007. Pendidikan Orang Dewasa Dari Teori Hingga Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyujati, Bertha Bintari. 2006. Strategi Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah. Jurnal Ilmiah VISI PTK-PNF, Volume 1 Nomor 1: 91-98.
Minggu, 29 Mei 2011
Wanita, Akal Setipis Rambutnya
Kata orang, mendidik seorang lelaki adalah mendidik seorang bapak
Tetapi mendidik seorang wanita adalah mendidik suatu generasi
Wanita, akal setipis rambutnya…
Jangankan lelaki biasa, nabipun merasa sunyi tanpa wanita
Tanpa mereka, hati, fikiran , perasaan lelaki akan resah
Masih mencari walaupun sudah ada segala-galanya
Apalagi yang tidak ada di surga,
namun nabi Adam AS tetap merindukan Siti Hawa
Kepada wanitalah, lelaki memanggil ibu, istri atau putri
Dijadikan mereka dari tulang rusuk yg bengkok tuk diluruskan oleh lelaki
Tetapi kalau lelaki sendiri yang tidak lurus,
Tidak mungkin mampu hendak meluruskan mereka
Tak logis kayu yang bengkok menghasilkan bayang-bayang lurus
Luruskan wanita dengan cara petunjuk Allah,
karena mereka diciptakan begitu rupa
Didiklah mereka dengan panduan dariNya
Jangan coba jinakkan mereka dengan harta, nanti mereka semakin liar
Jangan hiburkan merekan dengan kecantikan, nanti mereka semakin menderita
Yang sementara itu tidak akan menyelesaikan masalah
Kenalkan mereka kepada Allah, zat yang kekal, disitulah kuncinya
Akal setipis rambutnya, tebalkan dengan ilmu
Hati serapuh kaca, kuatkan dengan iman
Perasaan selembut sutera, hiasilah dengan akhlak
Suburkanlah, karena dari situlah nanti mereka akan nampak penilaian dan keadilan
Akan terhibur dan bahagialah hati mereka
Walaupun tdk jadi ratu cantik dunia, presiden, atapun perdana menteri, ataupun women gladiator
Bisikkan ke telinga mereka bahwa kelembutan bukan suatu kelemahan
Itu bukan diskriminasi Allah
Sebaliknya disitulah kasih sayang
Karena rahim wanita yg lembut itulah yg mengandung lelaki-lelaki wajah negarawan,
karyawan, jutawan,bangsawan dan “wan-wan“ yang lain
Tidak akan lahir superman tanpa superwoman
Wainta yang lupa hakikat kejadiannya pasti tidak akan terhibur dan tidak menghiburkan
Tanpa iman, ilmu dan akhlak, mereka bukan saja tidak bisa diluruskan,
bahkan mereka pula membengkokkan
Lebih banyak lelaki yang dirusakkan oleh wanita daripada wanita dirusakkan oleh lelaki
Sebodoh-bodoh wanita bisa menundukkan sepandai-pandai lelaki
Itulah akibatnya bila wanita tidak kenal Allah
Mereka tdk akan kenal diri mereka sendiri apakah lagi mengenal lelaki
Kini bukan saja banyak bos telah kehilangan sekretaris, bahkan anakpun kehilangan ibu
Suami kehilangan istri dan bapak kehilangan puteri
Bila wanita durhaka, dunia akan huru-hara
Bila tulang rusuk patah, rusaklah jantung, hati dan limpa
Para lelaki pula jangan hanya mengharap ketaatan
Tapi binalah kepemimpinan
Pastikan sebelum memimpin wanita menuju jalan Allah
Pimpinlah diri sendiri dahulu kepadaNya
Jinakkan diri dengan Allah
Niscaya akan jinaklah segala-galanya dibawah pimpinan kita
Janganlah mengharap isteri seperti Siti Fatimah
Kalau pribadi belum lagi seperti Sayidina Ali
Wallahu a’lam